Mohon tunggu...
Iqbal Maulana
Iqbal Maulana Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Author Inspirasi Islam| Leader| Public Speaker| Ig: iqbalmf_scout| website: kalampendidikan.igi.my.id

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: 'Suri Tauladan dari Ikan Arwana'

26 September 2020   12:22 Diperbarui: 26 September 2020   21:56 393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ikan Arwana penuh dengan Suri Tauladan bagi Kehidupan Manusia (Dokumen pribadi Iqbal Maulana)

Santri: "baik pak kiyai" jawab santri sambil berjalan mundur dan bergegas menuju tukang ikan di ujung jalan gang pesantren.

Setelah sampai di toko ikan, ia mulai menawarkan ikan tersebut kepada penjualnya. dan penjual ikan tersebut memberikan harga Rp. 900.000,00 (sembilan ratus ribu rupiah). Kemudian santri meninggalkan toko tersebut dan menuju pesantren untuk menemui pak kiyai kembali. sesampainya di pesantren dan bertemu pak kiyai, santri berkata

Santri: "maaf pak kiyai, setelah saya menawarkan ikan ini kepada pemilik toko ikan di ujung jalan, ia menawar ikan pak kiyai dengan harga Rp. 900.000,00 (sembilan ratus ribu rupiah).

Pak kiyai: "sekarang coba kamu tawarkan kembali dan kamu kasih sertifikat juara lomba ikan hias ini kepada penjual toko ikan tersebut" jawab pak kiyai sambil memberikan sertifikat lomba ikan hias nasional.

Santri: "enggih pak kiyai" jawab santri sambil mengganggukkan kepala dan melaksanakan perintah dari sang kiyai.

Sesampainya di toko tersebut. langsung santri menawarkan harga sambil memberikan secarik kertas sertifikat tersebut kepada penjual. dan sang penjual memberikan harga sebesar Rp. 90.000.000,00 (sembilan puluh juta rupiah).

Kemudian santri beranjak meninggalkan toko untuk bertemu pak kiyai kembali. sesampainya  di pesantren

Santri: "pak kiyai, setelah saya menawarkan kepada penjual di toko ikan tersebut. ia memberikan harga sebesar Rp. 90.000.000,00 (sembilan puluh juta rupiah)" ucap santri kepada pak kiyai.

Pak kiyai: "nah sekarang kamu sudah paham kan lek, bahwa setiap hal baik yang kamu miliki akan mempunyai harga dan penilaian yang berbeda dari setiap manusia. oleh karena itu, teruslah berlaku baik dan meningkatkan kemampuan diri dengan berbagai prestasi serta bergaul lah dengan teman dan lingkungan yang baik pula. Dengan seperti itu maka, kamu akan menjadi orang yang patut dihargai dan diperhitungkan di mata masyarakat dan lingkungan"

Santri: "baik pak kiyai" sambil mengangguk dan memahami ucapan sang kiyai.

Berdasarkan cerpen di atas, kita mendapatkan suri tauladan bahwa apabila kita sering merasa tidak pernah dihargai atas prestasi dan perilaku baik kita oleh masyarakat. Hal yang dilakukan adalah bukan berhenti untuk melakukan kebaikan, melainkan meningkatkan kebaikan dengan memilih orang dan lingkungan yang lebih baik. 

Sekian cerita pendek ini yang bersumber dari kisah salafunashalih.

Semoga bermanfaat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun