Mohon tunggu...
Uuz
Uuz Mohon Tunggu... Administrasi - Pegawai Jogotirto

Anak anak itu mencerminkan kita. Tak usah merubah cermin. Perbaiki diri kita. Maka apa yang tampak dicermin sesuai harapan kita

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Apakah Begini Membangun Karakter Anak Secara Tipis-Tipis?

29 Februari 2024   10:30 Diperbarui: 29 Februari 2024   10:56 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi ini, Anak anak sudah sejak setengah enam berangkat ke sekolah dengan semangatnya, rencananya sekolahnya akan melaksanakan outing-class berupa kegiatan renang di salah satu waterpark di kotaku. Sebagaimana rutinitas, ku keluarkan sepeda motor legendarisku keluar rumah untuk kupanasi-hendak pergi kerja. Ketika banyak anak sekolah bersorak sorai bergembira digerbang sekolah yang kebetulan dekat rumah, kulihat seorang anak terdiam dipinggir jalan tidak memakai seragam layaknya anak anak lain.

"Hei, Bi kesini bentar!"

mendekat dan "........."

"Kenapa gak pakai seragam olah raga?"

-"Mboten.."

"Gak ikut renang?"

-"Mboten.."

"Kenapa?"

-"Mboten gadah sangu"

Agak bingung meneruskan pertanyaan, tapi aku teringat bahwa anak ini pernah aku kasih THR waktu lebaran beberapa tahun lalu. Aku juga ingat anak ini biasanya kadang dibully temannya, aku berfikir jangan jangan memang orang tuanya tidak mampu memberi iuran.

Atau, jangan jangan sebenarnya dia sebenarnya sudah dikasih uang untuk membayar biaya outbond, tapi tidak diberikan ke gurunya.

Apapun sebabnya, sebenarnya ini miris untuk ukuran anak usia sekolah dasar, harusnya usia segitu lagi senang senangnya kegiatan luar diantara bosannya ikut pelajaran dikelas.

Aku merasa fikiran saya harus lega, ada apa ini.

"Hei Bi, sekarang kamu pulang, ganti baju olah raga terus masuk sekolah ikut renang  saja. Nanti bilang ke pak guru di suruh saya"

Seketika terlihat senang lalu dia lari, entah pulang atau kemana.

Pak gurunya yang kebetulan aku kenal- segera ku telepon

Telepon berdering tapi tidak diangkat

Waktu berjalan cepat, aku takut terlambat masuk kantor.

Selang tigapuluh menit aku sampai dikantor.

Kutelepon lagi pak gurunya, tidak diangkat lagi. 

Kucoba kutelepon kepala sekolahnya-yang kebetulan kukenal juga

Aku bermaksud membayarkan biaya outing-class yang mungkin belum dibayarkan.

dan bermaksud menyampaikan apabila anak itu tidak memiliki uang saku, agar teman temannya untuk berbagi dan dimintai bantuan agar memberikan sebagian uang sakunya untuk temannya, terutama mintalah sebagian dari uang saku anakku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun