Apakah anda salah satu orang yang kerap mendengar jokes atau meme  tentang ternak lele. "udah mending ternak lele ae di rumah " atau" Ngga lulus SBMPTN ya ? ternak lele aja udah".Guyonan seperti itu memang cukup mudah untuk ditemui di internet atau di beberapa akun  hiburan  di instagram. Lalu sebenarnya apa sih salahnya  orang (khususnya anak muda) yang ternak lele ?.
Stigma anak muda yang beternak lele selalu lekat dengan alsan karena menganggur sehabis lulus sekolah, Belum dapat kerjaan, atau bahkan karena kena PHK. Apalagi jika dalam lingkungan kalian ada orang yang tadinya kerja, kuliah atau memiliki rutinitas sehari hari diluar rumah kemudian tiba-tiba setiap hari cuman keliatan ngasih makan lele di rumah, Fix orang itu pasti akan menjadi bahan omongan tetangga. Seolah olah beternak lele adalah pekerjaan yang hanya bisa dilakukan sebagai sampingan, pekerjaan yang tak cukup keren, hingga pekerjaan yang tak ada duitnya. Tapi apakah betul anggapan seperti itu ?
Saya bertemu dengan kakak kelas saya di SMA dulu, namanya Zaan. ia adalah seorang mahasiswa yang sekarang juga sedang beternak lele. Setelah SMA ia memutuskan untuk masuk kesalah satu sekolah tinggi keperawatan.Â
Bisa dibilang ia cukup aktif dalam berkegiatan, sejak SMA ia seringkali mengikuti perlombaan mulai dari film, pramuka, OSIS hingga yang diselenggarakan oleh kampus sekalipun. Setelah masuk ke kampus kebiasaan tersebut juga tetap dilakukannya bahkan bisa di bilang lebih sibuk.Â
Di pertengahan semester ia memutuskan untuk keluar dari sekolahnya dengan alasan yang  cukup personal, sehingga ia memutuskan untuk pindah ke universitas yang lain. Karena di Universitas tersebut dia bisa mengikuti kuliah secara online dan sekirannya cocok untuk mengatasi alasan yang cukup personal tersebut.
Saat itulah ide untuk beternak lele muncul di kepalanya. Sembari kuliah dia juga ingin menghasilkan  uang. Setelah mencari  info di internet dan bertanya kepada orang yang daianggap mumpuni ia lalu memutuskan  memulai membuat kolam dengan ukuran yang kecil dengan jumlah 1000 ekor lele.Â
Dengan kolam kecilnya itu ia behasil membuat untung yang cukup menggiurkan sehingga membuatnya semakin yakin. Ia lalu mulai membuat kolam dengan ukuran yang lebih besar hingga bisa menampung sekitar 5000 ekor. Hingga saat ini usaha ternak lelenya sudah berjalan satu tahun dan melakukan panen selama 11 kali. Rencananya ia juga akan membuat beberapa kolam lagi kedepannya. Lalu berapa sebenarnya untung yang di dapatkan ?
Untuk membuat kolam dengan ukuran 8x11 termasuk dengan pompa air, baliho, bahan bahan material, sumur bor, serta tukang material dibutuhkan modal awal sekitar Rp3,000.000,00 . Panen terakhir Zaan mendapatkan untung sejumlah Rp1.640.000,00 dengan rincian, pakan menghabiskan Rp3.410.000 ,00 dan  bibit Rp650.000,00 untuk 5000 ekor. Ia menjual kepada tengkulak dengan harga Rp15.000,00 / kg. Jumlah untung yang didapatkan sebenarnya relatif kadang kala bisa bertambah Rp 700.000,00 hingga Rp1.400.000,00 tergantung operasionalnya.
Gimana, mulai tertarik atau bergidik takut malah rugi ?. Menurutnya anggapan bahwa beternak lele tidak menghasilkan untung tidak bisa dianggap benar. Walaupun beberapa orang kadang belum berhasil  mendapatkan untung, tutur Zaan. Tapi apabila peternak mengetahui karakteristik dan metode beternak nya sendiri dan dianggap cocok, tidak menutup kemungkinan peternak tersebut akan mendapatkan keuntungan atau bisa dianggap berhasil.
Menurut pria 21 tahun ini beberapa hal yang harus diperhatikan ketika beternak lele salah satunya adalah bisa membaca karakter lingkungan kolam. Seperti contoh, apabila kolam berada pada tempat yang kurang cahaya dan angin maka kemungkinan nafsu ikan lele akan berkurang dan biasanya kolam juga memiliki bau yang tidak sedap.Â
Selain itu  tidak dianjurkan menggunakan bangkai hewan atau limbah makanan sebagai pakan lele karena akan memunculkan bakteri pada kolam. Memang akan menghasilkan untung yang besar tapi lama kelamaan kondisi kolam menjadi tidak baik untuk lele. Ketika memberi pakan ia juga tidak bergantung pada teori seperti sekian banyak pakan untuk sekian ukuran kolam.Â
Menurutnya asalkan ikan sudah kenyang maka dirasa sudah cukup. Ia memang tidak menggunakan pelet / pakan buatannya sendiri ia menggunakan pakan lele yang biasanya dijual di toko-toko pertanian dan menurutnya ia tetap mendapatkan untung. Namun tentu saja setiap orang memiliki cara yang berbeda-beda..
Meski sering dianggap simpel sebenarnya, beternak lele memang bukan hal yang bisa dianggap sepele dan memang membutuhkan ilmu agar semua berjalan dengan lancar. Kuncinya adalah telaten dan mau untuk  terus belajar pungkas Zaan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H