Hal ini juga didukung oleh Mahfud MD yang menggunakan pendekatan dialog dengan mempersilakan warga untuk bertanya secara kritis kepadanya melalui gagasan “Tabrak Prof!” misalnya di Aceh yang diberikan pertanyaan seputar isu pengungsi Rohingya sekaligus keberlanjutan program penanganan pelanggaran HAM.
Tak lupa, di berbagai kesempatan bahkan panggung depan pakaian yang dikenakan juga identik dengan kata “sat-set” dan “tas-tes” yang merujuk pada tawaran kinerja untuk bekerja serta menyelesaikan persoalan dengan cepat apabila terpilih menjadi Presiden dan Wakil Presiden.
Hal ini tentu saja menarik dan jargon tersebut berseliweran bahkan dijadikan “meme” oleh warganet. Di sisi lain, beberapa masyarakat masih mempermasalahkan permasalahan seputar Wadas kepada Ganjar dan takut apabila menjadi presiden akan terulang dan tidak dapat menyelesaikan janji kampanyanya.
Dinamika dan fenomena yang terjadi ini tidak terlepas dari adanya debat saat Pilpres 2024, yang mana ada beberapa pertanyaan yang menyulitkan dan tidak familiar karena salah satu Paslon menggunakan istilah asing dan singkatan, saling serang saat bertanya, hingga menggugat program maupun kinerja selama menjadi pejabar publik yang turut serta menjadi intrik polemik yang menarik sekaligus menjadi pijakan dalam memilih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H