Hasil yang serupa diperoleh untuk jenis lalat lain yang banyak mengandung bakteri patogen Salmonella sp. dan Proteus sp., yang terhambat oleh pertumbuhan Actinomyces.
Kesimpulan :
Masuknya lalat pada makanan atau minuman, dengan tanpa dicelup dan dicelup, ternyata memberikan hasil berbeda yang signifikan.
Senada dengan hal tersebut perusahaan farmasi Glaxo Smith-Kline yang mensponsori penelitian Dr. Joanna Clarke dari Universitas Maquarie, penelitian menunjukkan bahwa pada satu sayap terdapat bakteri, sedangkan pada sayap yang lainterdapat protein. Kemudian Clarke dalam penelitian selanjutnya berusaha membuktikan bahwa lalat mempunyai kemampuan untuk menghasilkan antibiotik. Sejauh ini penelitian itu telah menemukan bahwa empat spesies yang ia teliti (termasuk lalat rumah) memproduksi berbagai bentuk antibiotik pada berbagai stadium dari siklus hidupnya.
Peneliti dari Universitas Auburn menemukan semacam protein dalam air liur lalat dengan kemampuan untuk membantu memulihkan luka dan kulit pecah-pecah. Demikian pula, peneliti dari Stanford University menemukan zat pada lalat dengan kemampuan untuk memperkuat sistem kekebalan pada manusia.
banyak ilmuwan setuju bahwa lalat membawa banyak penyakit tetapi tidak pernah terinfeksi karena pertahanan antimikroba ditemukan di salah satu sayap mereka.
Berkaitan dengan lalat, Rasulullah pernah menyampaikan dalam hadits :
Dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah bersabda: “Apabila lalat jatuh di bejana salah satu diantara kalian maka celupkanlah karena pada salah satu sayapnya terdapat penyakit dan pada sayap lainnya terdapat obat penawarnya”.
Dari Abu Said Al-Khudri dari Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya pada salah satu diantara dua sayap lalat itu terdapat racun dan syap lainnya terdapat obat penawarnya. Apabila lalat jatuh di makanan maka celupkanlah karena lalat mengedepankan racun dan mengakhirkan obat penawarnya”.
Dari Anas bahwasanya Nabi bersabda: “Apabila lalat jatuh pada bejana salah satu diantara kalian, maka celupkanlah karena pada salah satu sayapnya terdapat penyakit dan sayap lainnya terdapat obat”.
Terlepas dari penelitian yang ada, sebagai seorang yang beriman patutlah kita berpegang terhadap dua perkara Al Qur’an dan As Sunnah.
Dari berbagai sumber
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H