Mohon tunggu...
Iqbaal HaritsMaulana
Iqbaal HaritsMaulana Mohon Tunggu... Freelancer - CEO IQ Creative Studios, Environmental Activist in Brebes Go Green Community.

Ngopi, Ngoding, Ngobrol Lingkungan..

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pasar, Warisan Tradisi yang Terus Terancam Akibat Maraknya E-Commerce

17 Maret 2020   12:40 Diperbarui: 17 Maret 2020   12:51 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Awalnya Pasar memiliki peran penting di asapek kehidupan masyarakat, selain kehadiranya sebagai pusat ekonomi pasar juga hadir sebagai tempat interaksi sosial budaya, dan menjadi interpretasi nilai nilai bagi pemilik kepentingan, pasar pernah mengalami masa jayanya di mana semua orang membutuhkan pasar untuk memenuhi kebutuhan sandang dan pangan, banyak juga yang menggantungkan hidupnya dari pasar, interaksi yang terjadi di pasar sangatlah khas, ribut saling tawar menawarkan, bisa di katakan dalam pasar banyak sarjana teknik marketing tanpa ijazah, karena dengan berbagai macam cara mereka menawarkan daganganya, tak jarang banyak oknum juga yang bermain trik licik di pasar.

Namun itulah gambaran pasar di masa lalu, walaupun mungkin itu juga masih terjadi di beberapa daerah tapi pasar sekarang bukanlah pasar yang dulu, seperti yang tertuang dalam salah satu ramalan jayabaya adalah "Pasar Ilang Kumandange" Sejalan dengan ramalan jayabaya, inilah masa di mana pasar sudah kehilangan eksistensinya, banyak pasar tradisional di beberapa daerah yang terlihat sepi, bukan hanya ke super market atau ke mini market pindahnya pelanggan, salah satu yang berpengaruh terhadap kurangnya minat masyarakat kepasar tradisional adalah kehadiran E-Commerce, bagai mana tidak sekitar 11,9% dari jumlah populasi penduduk Indonesia adalah pengguna aktif E-Commerce.

Kehadiran E-Commerce di indonesia mendapat berbagai macam respon dari masyarakat, ada yang merasa terbantu ada juga yang merasa di rugikan, terlepas dari itu semua antusias masyarakat dalam menggunakan E-Commerce untuk memenuhi kebutuhan sehari hari juga cukup besar, salah satu E-Commerce terbesar indonesia mencatat sepanjang bulan Mei 2019 penjualan di E-Commerce mereka mencapai US$ 1.3 Miliar atau setara lebih dari Rp. 18,5 Triliun, itu menunjukan bahwa banyak uang yang mengalir lewat E-Commerce, lalu apa kabar dengan pasar tradisional ? 

Perbedaan yang sangat mencolok ketika kita membandingkan keduanya antara pasar tradisional dan E-Commerce, bahkan banyak pedagang barang barang kebutuhan sandang di pasar tradisional juga menggelar dagangan di lapak E-Commerce, karena mereka merasakan bagai mana sepinya pembeli di pasar tradisional, bukan hanya pedagang pakaian bahkan pedagang sayur dan bumbu dapur pun ikut menggelar daganganya di E-Commerce, bahkan jumlah total pedagang di salah satu E-Commerce besar mencapai angka 5,9 juta pedagang yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia.

Kejadian sepinya pasar tradisional bukan hanya di beberapa daerah tapi hampir seluruh wilayah indonesia yang perlahan terjangkit wabah E-Commerce, sebagian penduduk di hampir 97% kecamatan di indonesia sudah pernah berbelanja lewat E-Commerce, namun dengan menjamurnya masyarakat yang melakukan transaksi pembelian di E-Commerce itu bisa di jadikan sebagai momentum validasi pertumbuhan dan pemerataan ekonomi di indonesia lewat dunia digital.

Inofasi yang dilakukan oleh perusahaan E-Commerce pun makin merangsek ke semua sektor kebutuhan, mungkin bisa jadi nanti ada salah satu E-Commerce mempunyai tag line PALUGADA "apa yang lu mau gue ada" karena beberapa E-Commerce pun memberikan jaminan bahwa semua kebutuhan yang kita cari ada di E-Commerce, bahkan jika memang barang kita cari tidak ada di e-commerce mereka maka kita akan mendapatkan reward, sebegitu yakin para perusahaan e-commerce terhadap ketersediaan semua barang kebutuhan di dalam e-commerce nya.

Bahkan beberapa e-commerce juga menyediakan layanan pulsa dan paket data, tiket kerta dan pesawat, hingga top up e-money, dengan metode pembayaran yang berfariatif, yang harus di lakukan oleh pedagang pasar tradisional untuk bertahan dari gempuran yang sangat gencar adalah meningkatkan kualitas dari barang daganganya, karena satu satunya yang masih belum bisa di adopsi oleh e-commerce adalah pembeli langsung bertatap muka dengan penjual dan melihat secara langsung barang yang akan di beli.

Selain fitur dan layanan yang sangat memanjakan user ada beberapa kelemahan dari e-commerce yaitu rawan terjadinya tindak kejahatan penipuan, walaupun perusahaan e-commerce berlomba lomba membuat inovasi yang bisa meningkatkan keamanan pengguna berbelanja di tempatnya tetap saja masih banyak pengguna yang tidak mengetahui prosedur yang di terapkan.

Sehingga tak jarang pengguna merasa kecewa terhadap pelayananya, tak sedikit pelanggan yang pernah mengalami kejadian barang yang di pesanya kualitasnya mengecewakan tak sesuai dengan gambar yang di unggah oleh penjual, oleh sebab itu masih ada beberapa pelanggan yang tetap setia dengan pasar dan toko offline karena merasa lebih aman, walaupun harus merogoh kantong lebih dalam karena memang harga yang di tawarkan pedagang di pasar lebih mahal, karena harus menghitung juga sewa kios dan karyawan, intinya semua ada kekurangan  dan kelebihanya.

Di sisi lain pemerintah melalui kementerian perdangangan dan kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat berupaya merevitalisasi pasar tradisional di beberapa daerah, itu dilakukan semata untuk menambah kenyamanan dan antusias masyarakat dalam berbelanja di pasar tradisional, karena salah satu faktor yang mempengaruhi kurangnya minat masyarakat belanja di pasar tradisional adalah kenyamanan, oleh karena itu diharapkan dengan di revitalisasi yang di lakukan maka minat berbelanja masyarakat di pasar tradisional meningkat.

Selain dari pihak pemerintah pihak swasta pun ikut andil dalam upaya meningkatkan minat berbelanja masyarakat di pasar tradisional, salah satunya adalah perusahaan dompet digital yang mulai masuk di beberapa pasar tradisional di kota besar, hal itu dinilai sangat penting karena pembayaran dengan dompet digital akan semakin mempermudah masyarakat dalam transaksi di pasar tradisional, hal itu juga lebih memberikan rasa aman kepada masyarakat karena tindak kejahatan yang sering terjadi di pasar tradisional adalah pencopetan, dengan diterapkanya pembayaran melalui dompet digital diharapkan masyarakat merasa aman untuk berbelanja di pasar tanpa rasa was was kehilangan uang di dompet.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun