Putera daerah sosiologis, tidak hanya menyoal genealogis, tetapi lebih kepada tumbuhkembangnya di daerah tersebut, berinteraksi dan bermanfaat bagi daerah tersebut.
Keempat definisi singkat mengenai putera daerah berdasarkan perspektif Samuel P. Huntington tersebut boleh menjadi pegangan kita untuk menjawab isu yang beredar di sosial media.
Jadi, putera daerah tidak hanya soal siapa yang orangtuanya asli Maros atau siapa paslon yang dilahirkan di Maros. Tetapi juga bagaimana peranannya untuk Maros, baik dari sektor ekonomi, sosial dan politiknya.
Hemat pikir saya, persoalan putera atau puteri daerah adalah soal sekunder, bukan soal primer. Persoalan fundamental adalah kemampuan dari paslon untuk menjadi pemimpin. Kelayakan seorang pemimpin tidak diukur dari kabupaten yang tertulis di akta kelahiran atau KTPnya.
Berpatok pada Islam, dalam QS. Al-Ahzab:21, berbunyi “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah”.
Nabi Muhammad Saw adalah simbol tertinggi karakter seorang pemimpin dalam Islam, sepatutnya kita menarik indikator ciri-ciri pemimpin dari beliau.
Ada empat model ideal pempimpin, jika kita berkaca pada karakter Rasulullah, yakni Sidiq, Amanah, Tablig, dan Fathonah.
Sidiq artinya jujur, baik dalam perkataan maupun perbuatan. Masyarakat boleh menilai pemimpinnya dari salah satu indikator ini. Mana calon bupati dan wakil bupati yang jujur. Bagaimana mengetahuinya, kita mesti melihat dari pengalaman ketiga paslon. Semuanya adalah orang yang terkenal. Pertanyakan bagaimana kejujuran mereka yang berasal dari birokrasi semasa menjabat. Cari tahu pada orang-orang terdekatnya. Cari tahu bagaimana kejujuran mereka yang backgroundnya politisi, dan juga pengusaha tersohor itu.
Amanah, atau dapat dipercaya. Apakah mereka kemudian dalam menjalankan amanah yang pernah diberikan itu dapat dipercaya.
Tablig, atau menyampaikan. Komunikasi dari pasangan calon terhadap masyarakat. Keterbukaan pemimpin kepada masyarakat. Akuntabilitas atau transparansi informasi publik. Berkacalah pada mereka yang pernah menjadi ketua DPRD Maros, Asisten ahli, pengusaha.
Fathonah, intelektualitas atau kecerdasan seorang pemimpin. Cerdasnya bisa kita lihat dari caranya mengelola sesuatu. Tidak hanya dari IQ, tetapi juga kecerdasan emosional dan spiritualnya (EQ dan SQ, ESQ).