Mohon tunggu...
Muh. Iqbal AM
Muh. Iqbal AM Mohon Tunggu... Jurnalis - Muhammad Iqbal Amiruddin

Membaca, menulis, menjelajah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Natal, Historis yang Paradoks?

24 Desember 2019   23:24 Diperbarui: 24 Desember 2019   23:58 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tentang "Natal Day" disebutkan: "Di dalam kitab suci tidak ada seorangpun yang mengadakan upacara atau menyelenggarakan perayaan untuk merayakan hari kelahiran Yesus. Hanyalah orang-orang kafir saja (seperti Fir'aun dan Herodes) yang berpesta pora merayakan hari kelahirannya ke dunia ini."

Tertulis dalam Encyclopedia Britanica, edisi 1946:  "Natal bukanlah upacara gereja abad pertama, Yesus Kristus atau para muridnya tidak pernah menyelenggarakannya, dan Bible juga tidak pernah menganjurkannya. Upacara ini diambi oleh gereja dari kepercayaan kafir penyembah berhala".

Dari mana 25 Desember?

Perayaan natal tanggal 25 Desember lantaran pengaruh kebudayaan Romawi dengan paganisme. Tanggal 25 Desember dijadikan sebagai hari Natal disinyalir semata-mata mengadopsi tradisi pagan Romawi, agar sesuai dengan hari perayaan penyembahan berhala yang populer saat itu.

25 Desember adalah hari kelahiran dua dewa terkenal; perayaan kelahiran Dewa Matahari Romawi yang dikenal dengan perayaan matahari yang tak terkalahkan dan Dewa matahari kebenaran dan kebijakan.

Pada abad ke-4 Masehi, Gereja Katolik menjadikan 25 Desember sebagai peringatan kelahiran Yesus dengan pesta natal untuk menggantikan pesta kafir tentang perayaan kelahiran dewa tersebut. Dengan upaya seperti ini, gereja berharap agar para penyembah berhala matahari pada masa itu mudah diarahkan untuk beralih menjadi penganut Kristen.

Dari sini, dipahami beberapa kebiasaan yang terdapat pada perayaan Natal, disinyalir berasal dari perayaan penyembahan berhala-berhala pada masa itu. Misalnya, matahari yang disembah dalam perayaan berhala, diganti dengan simbol Yesus adalah Sang Matahari Kebenaran Penerang Dunia.

Kaisar Constantin Agung berusaha mempersatukan berbagai golongan dan agama guna eksistensi kekuasaan dan agama di masanya. Tradisi Natal pertama kali dirayakan di Roma tanggal 25 Desember 336 H, menggabungkan tradisi penyembahan matahari dengan tradisi perayaan kelahiran Yesus dalam Kristen. Sejak itulah 25 Desember diadopsi perlahan-lahan untuk merayakan Natal. Wallahu a'lam.

---

Tetapi apakah salah ketika kita, Muslim masuk gereja dan mengucapkan selamat natal kepada Umat Kristiani?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun