Mohon tunggu...
I Putu Alit Putra
I Putu Alit Putra Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Doctoral Candidate || @iputualitputra || www.alitputraiputu.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Ada “Pasar Kaget” di Maastricht, Belanda

31 Oktober 2014   12:32 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:04 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Maastricht adalah salah satu nama kota di Belanda yang merupakan ibu kota dari Provinsi Limburg. Kota ini terletak tidak jauh dari Jerman. Kebetulan saya tinggal di Aachen, cukup dengan menaiki bus sekitar satu jam, saya sudah bisa sampai di Maastricht. Maastricht terkenal dengan keindahan kotanya disamping bangunan-bangunan tua bersejarah yang sangat menarik di kunjungi. Di kota ini terdapat salah satu sungai yang disebut dengan sungai Maas yang mengalir membelah kota ini. Kota ini juga terkenal karena merupakan kota tempat lahirnya Perjanjian maastricht yang berisi tentang pembentukan Uni Eropa dan mata uang tunggal eropa yaitu Euro.

Namun ada hal menarik yang saya jumpai di Maastricht. Kebetulan saya berkunjung kesana pada pagi hari di hari sabtu. Di depan Stasiun Kereta Maastricht, saya menjumpai hal unik yaitu para pedagang yang sibuk menggelar dagangannya untuk membuka sebuah pasar. Mirip pedagang kaki lima atau mungkin lebih tepatnya pasar Kaget karena saya amati lokasi tersebut merupakan sebuah jalan protokol dan bukan ditujukan untuk pasar secara permanen. Sebagai Alumni salah satu perguruan tinggi di Depok, saya mengenal istilah pasar kaget untuk pertama kalinya disana. Kurang lebih yang saya tangkap adalah, Pasar kaget merupakan pasar dadakan yang digelar setiap hari libur seperti sabtu atau minggu dan hanya buka pada pagi hari saja. Pasar kaget biasa menjual barang barang sehari-hari dari barang yang masih baru, rekondisi maupun barang bekas. Lokasi pasar kaget ini pun merupakan lokasi sementara yang pada hari biasa ditujukan untuk tujuan lain, misal jalan atau lapangan. Yang saya jumpai di Maastricht sangat persis dengan ciri ciri pasar kaget yang sering saya jumpai di depok. Saya sedikit bergumam, jangan jangan pedagang kaki lima dan pasar kaget merupakan warisan dari jaman penjajahan Belanda? bisa jadi bukan? . Selain itu saya menjumpai banyak barang yang berasal dari Indonesia, terutama Bali yang dijual kembali disana namun dengan harga yg sangat fantastis. Sebagai orang Bali tentu saya dapet memprediksi keuntungan pedagang disana karena saya tahu betul harga pokok barang-barang dari Bali tersebut.

Ternyata di eropa juga ada Pasar Kaget. Menarik. @iputualitputra

[caption id="attachment_370777" align="aligncenter" width="640" caption="Suasana di Pusat Kota Maastricht"][/caption]

[caption id="attachment_370778" align="aligncenter" width="640" caption="Sungai Maas di Pagi Hari."]

1414707847340747386
1414707847340747386
[/caption]

[caption id="attachment_370779" align="aligncenter" width="640" caption="Berbagai macam barang bekas yang dijual di Pasar Kaget Maastricht"]

14147079112051545011
14147079112051545011
[/caption]

[caption id="attachment_370780" align="aligncenter" width="480" caption="Ada Cincin dari Bali. DIjual sekitar Rp. 45 ribu. Bandingkan dengan harga pokok di Bali yang hanya sekitar Rp. 3 ribu "]

1414707968387538650
1414707968387538650
[/caption]

[caption id="attachment_370781" align="aligncenter" width="640" caption="Whoaaa. Ada yang jual replika tengkorak juga. Minat?"]

1414708065683276647
1414708065683276647
[/caption]

[caption id="attachment_370782" align="aligncenter" width="480" caption="Silahkan ditawar. Ada patung dengan style khas Bali juga lho"]

14147081202074578669
14147081202074578669
[/caption]

[caption id="attachment_370783" align="aligncenter" width="640" caption="Kami juga sedia buku dan mesin tik."]

14147081991339029525
14147081991339029525
[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun