Mohon tunggu...
Anne Julinda
Anne Julinda Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis, menghidupkan jiwa yang mati

Tuhan bilang, tanpa rasa pahit kopi belum sempurna. Pun kehidupan. Pahit bukan pilihan, karena manis lebih menyenangkan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kusembunyikan Luka, namun Perihnya Tercium Malaikat

23 Juli 2020   00:03 Diperbarui: 22 Juli 2020   23:57 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malam ini bulan bersinar genit sekali

Cahayanya meliuk liuk diantara pohon-pohon

Seperti seorang penari menari tari Legong Keraton

Menggoda hati yang sedang mati suri

Membangunkan jiwa jiwa yang setengah mati rasa

Ada ribuan luka kusembunyikan rapatrapat

Namun perihnya tercium malaikat

Secangkir kopi wanginya tak mampu menutupi aroma luka

Percuma waktu mencoba mengobatinya

Setiap kali sebait puisi selesai dibaca, satu luka kembali menganga

Dan si pembuat luka tidur tanpa rasa bersalah 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun