Mohon tunggu...
Ipung Surya Perdana
Ipung Surya Perdana Mohon Tunggu... Desainer - All about it

Graduated from A state University in electrical engineering major. Former teacher at Educational Training Institution. Tutoring various subjects in computer such as, Ms. Office, Graphic Design, and Computer Aided Design. Now, working as Digital Illustrator and Typographer. Once an engineer, now a designer... Who said left brained person can't do art? Your arguments are invalid...

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Junk Journal: Buku Catatan Unik dengan Nilai Estetik

6 Juni 2022   09:41 Diperbarui: 6 Juni 2022   09:43 1158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Satu tahun terakhir ini saya mulai menyelami dunia perjurnalan, khususnya Junk Journal. Ketertarikan ini muncul sewaktu melihat sebuah postingan di Instagram yang mengulas tentang Junk Journal dan Scrapbook. 

Disitu ditampilkan sebuah journal yang dipenuhi dengan berbagai macam hiasan dari kumpulan kertas bekas mulai dari nota, label, perangko, stiker, majalah, dan koran bekas. Meskipun semua terbuat dari bahan-bahan bekas, namun jurnal itu tampak memiliki nilai estetik yang tinggi dan tersusun dengan sebuah tema vintage yang unik.

Junk Journal itu seperti apa sih? Jujur, saya sendiri masih bingung mendeskripsikan Junk Journal itu seperti apa, karena definisinya bercampur dengan modul jurnal yang sejenis. Contohnya: Scrapbook, Smashbook, atau Art journal. 

Menurut saya pribadi, Junk Journal adalah sebuah Jurnal atau buku yang terbuat dari bahan-bahan atau item yang berbahan dasar kertas (saya membatasi bahan-bahan kertas agar dapat dibedakan dengan Art Journal atau Mixed Media Journal) seperti, majalah, koran, amplop bekas, kartu pas, tiket, nota, dan lain-lain. 

Semua bahan tersebut mayoritas adalah bahan bekas. Junk Journal difungsikan sebagai alat untuk mengumpulkan atau merekam memori, ide, pikiran, atau inspirasi. Definisi diatas saya gunakan untuk menjelaskan pada orang-orang yang tidak familiar dengan dunia papercrafting. 

Terus apa bedanya dengan model jurnal lain? 

Bedanya tipis. Misalnya scrapbook, scrapbook pada umumnya terbuat dari bahan-bahan yang relatif lebih tahan lama dan baru. Sedangkan untuk junk journal terbuat dari bahan daur ulang dan bekas pakai. 

Scrapbook cenderung lebih "rapi" dibandingkan dengan junk journal yang cenderung penuh, bertumpuk, dan "gemuk". 

Jika kita memasukkan bahan-bahan seperti kanvas, kain, renda, cat minyak, dan memfungsikan jurnal tersebut untuk melukis, doodling, atau sketsa, maka junk journal akan berubah menjadi art journal. Kemudian lagi jika kita menulis, menggambar, menuangkan ide secara acak, membuat sebuah konsep, maka junk journal tersebut dapat disebut dengan smash journal. 

Pada umumnya smash book atau smash journal berfungsi seperti "tempat sampah" atau kotak penyimpanan sementara untuk ide, gagasan, catatan, to do list, dan sebagainya.

 Smash journal memiliki tema yang berbeda antara halaman satu dengan yang lain. Sedangkan junk journal memiliki tema yang relatif sama dalam satu buku. Terus bullet journal itu seperti apa? 

Bullet journal tidak termasuk kedalam jenis journal yang disebutkan diatas, karena bullet journal (bujo) masih tergolong dalam suku organizer dan planner. Bujo juga tidak memiliki pernak-pernik, embellishment, ephemera, sebanyak journal yang lain.

Jadi fungsi dari junk journal itu apa?

  1. digunakan sebagai journal harian. Jika junk journal ini digunakan sebagai journal harian, maka isinya akan sangat bervariasi. Mulai dari catatan harian (diary), kumpulan kutipan (quote), inspirasi, dan lain sebagainya.

  2. sebagai planner atau organizer, junk journal juga dapat difungsikan sebagai planner dengan menambahkan kalender, block note, to do list, stiker, dan lain-lainnya. Memfungsikan junk journal sebagai planner akan terasa lebih sulit karena junk journal cenderung acak dan tidak terorganisir. Ditambah lagi planner selalu berubah dari hari ke hari, dan memakan terlalu banyak halaman.

  3. Untuk buku memori. Ini adalah fungsi terbaik dari junk journal. Journal yang diisi dengan foto, memorabilia, atau kenangan yang lainnya. 

  4. Sebagai hadiah. Buat sebuah junk journal dengan tema kenangan atau buku memori dan gunakan sebagai hadiah. Maka junk journal tersebut akan menjadi hadiah yang sangat unik, terlebih lagi jika penerima dapat mengisi journal tersebut sesuai dengan keinginannya.

  5. Sebagai travel journal. Jika kita memiliki hobi travelling, maka tidak ada salahnya menggunakan junk journal sebagai travel journal. Kita dapat mengisinya dengan itenary perjalanan, tiket, brosur, catatan perjalanan, lokasi foto, dan lain sebagainya.

  6. Sebagai buku resep. Junk Journal juga bisa difungsikan sebagai buku resep. Dengan ditambah foto makanan dan catatan memasak makanan tersebut. 

Pada dasarnya junk journal memiliki fungsi yang bervariasi. Bahkan ada yang fungsinya berubah seiring dengan waktu. Salah satu hal yang paling unik dari junk journal adalah tidak ada 2 junk journal yang sama, meskipun dimiliki oleh orang yang sama. Setiap junk journal tumbuh dan berkembang sesuai dengan karakter yang membuatnya. 

Bagi kebanyakan orang junk journal memang tampak seperti kumpulan sampah kertas yang disusun membentuk buku. Namun disisi lain, kumpulan sampah ini memiliki nilai estetika yang tinggi. 

Banyak junk journal memang dibuat untuk menuangkan jiwa kreatifitas. Membuat sebuah halaman junk journal memang tidak mudah, dibutuhkan aesthetic touch untuk membuat sebuah halaman junk journal. Jika hanya sekedar menggambar, menempel, atau menulis saja junk journal tidak terlihat bagus dan unik. 

Bagaimana jika kita tidak memiliki jiwa seni? tidak apa-apa, jiwa seni bisa diasah. Junk Journal itu unik dan tumbuh sesuai dengan jiwa kita. Jadi coba aja dulu.

Catatan kaki:

Ephemere : sebuah item yang pada umumnya terbuat dari kertas dan bahan cetak hanya digunakan sekali atau dalam waktu yang singkat. Item tersebut biasanya digunakan sebagai memorabilia (pengingat) dan dikoleksi. Contohnya adalah tiket, poster, amplop surat, perangko, stiker, leaflet, dan lain-lainnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun