Mohon tunggu...
Ipung Purwanto
Ipung Purwanto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hidup ini singkat, hanya antara adzan dan sholat. Lahir diadzankan, Mati disholatkan.Lantas apa yang mau kamu sombongkan?

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Banjir dan Resapan Air

16 April 2024   13:35 Diperbarui: 19 April 2024   09:56 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

*BANJIR DAN RESAPAN AIR*. 

Gerak Fase 4 Cegah Banjir Demak. YWBS IKA UNDIP

      Dahulu, jarang terjadi banjir besar di banyak tempat. Hal ini karena tanah terbuka luas, sehingga air hujan, kecil atau besar akan diserap tanah hingga ratusan meter ke bawah tanah. Air artetis air sumur adlh gambaran air yang diserap dan ditahan tanah. 

       Ketika banyak tanah kosong sumber resapan air sekarang tertutup rumah, kampung, perumahan dll, mk fungsi resapan alami, berkurang banyak. Ketika hujan yg deras terjadi, mk air terbuang spontan bersama ke daerah bawah sehingga banjir terjadi. 

    Kita tidak bisa mengulang pada kondisi dahulu. Maka yg bisa kita lakukan adalah bagaimana mengobati shg peningkatan fungsi resapan agar meningkat seperti dahulu.

      Ada bbrp cara peningkatan resapan, antara lain membuat biopori.. Biopori diameter 20 cm, sedalam 50 cm membuat resapan dari 314 cm2 jadi 3.000 an cm2. atau 10 kali lipat lebih. Kami mencoba membuat solusi lbh baik dengan konsep kami, *EMBUNG RESAPAN MINI*. yaitu lubang sumur resapan dng diameter lubang 80 cm dengan area resapan 50 cm dalam, ditambah lubang resapan tambahan sebanyak 4 buah ptalon berlubang 50 cm dan area embung (penyimpanan) air diameter 80 cm tinggi 50 cm untuk siram sekitar dan kolam ikan wader. Area yg diperlukan cuma 1 m2. Dan bila ditutup, mk tidak ada pengurangan lahan. 

     Bila setiap 100 meter tanah diberi EMBUNG RESAPAN MINI INI, mk dlm hujan yang deras 3 jam, air bisa disimpan dan diserap tanah. 

     Konsep ini pernah kami buat 100 an di Semarang. Bila ini dikenalkan di area hujan Demak, Jakarta dll, mk resiko banjir bisa dikurang signifikan. Kesuburan area tanah asal bisa ditingkatkan.

       Dari dasar itu, mk dalam bakti Demak fase 4, akan kami buat pilot *EMBUNG RESAPAN MINI* Di area tangkapan hujan Demak. Tujuan dari ini adl untuk jadi pilot agar bisa jadi masukkan kebijakan pemda Demak dan umumnya pemda manapun untuk bisa mengembangkan konsep pembangunan ini untuk daerahnya agar subur dan mengurangi resiko hujan. 

    Biaya yg diperlukan juga murah. Hanya dibutuhkan 2 buis beton diameter dalam 80 cm dan penutup buis, serta 1 lonjor pralon 3 inci. Material sekitar 550 ribu dan biaya gali dan pasang 250 ribu. Bahkan bila keluarga bisa sukareka menggali, mk bisa dihemat lagi.. Atau bila bea pasang diberikan keluarga penggali, mk manfaat yg besar baginya. 

   

Budi Laksono.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun