Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh yang paling mulia di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa. Sungguh, Allah
Maha Mengetahui, Maha Teliti. (QS Hujurat, 49:13)
Haji merupakan ibadah tindakan nyata yang didasari oleh niat ikhlas (suara hati). Dorongan hati yang merespon panggilan Allah menjadi tindakan paripurna yang seluruhnya berpusat kepada Allah dan hanya untuk mencari keridhaannya. Secara sosial haji simbol dari kolaborasi tertinggi, yaitu pertemuan pada skala tertinggi dimana umat Islam sedunia melakukan tindakan-tindakan nyata dengan kesamaan langkah dan kesamaan tujuan yang didasari oleh kesamaan prinsip. Para jamaah dari seluruh dunia berangkat dengan niat penuh keikhlasan untuk menyempurnakan rukun Islam yang ke lima. Mereka datang ke tanah suci dengan mengharap hanya keridhaan Allah, mereka sambut panggilan Allah dengan gema TALBIYAH, Takbir dan Tahmid.
Segala langkah saat ibadah haji merupakan perwujudan suara hati manusia yang fitrah.. Persaudaraan haji yang terbentuk selama dan sesudah ibadah haji merupakan suatu Ketangguhan Sosial yang diikat dengan ruh kepasrahan dan pencerahan dari langkah-langkah dan tujuan-tujuan dalam ibadah haji. Modal utama yang diperoleh dari ibadah haji adalah ketangguhan pribadi dan ketangguhan sosial. Dalam ibadah haji suara-suara hati tidak hanya dipelajari dipahami, namun langsung dibangkitkan, diasah dan dipraktekkan. Suara-suara hati inilah yang membawa kita pada suatu sifat-sifat mulia, misalnya keadilan, kearifan, integritas & kejujuran, prinsip pelayanan kualitas & keunggulan.Â
Catatan Muhammad Nur, 9Â Dzulhijjah 1445 H
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H