Mohon tunggu...
Ipung Purwanto
Ipung Purwanto Mohon Tunggu... Penulis - Undip
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Panggillah aku ketika aku bisa memenuhi tanggung jawabku, tanpa meninggalkan salah satupun.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

MUDIK: Menjaga Ukhuwah Dalam Ikatan Keluarga

8 April 2024   06:49 Diperbarui: 8 April 2024   09:01 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Emha Ainun Najib Input sumber gambar

Manusia-manusia bergerak berpindah, kembali ke rumahnya mencari induknya. Migrasi ke segala penjuru Nusantara.Mengapa begitu ingin pulang kampung.Karena untuk terus tumbuh, manusia harus bisa terus mengingat akar kesadarannya.Mudik, migrasi mencari asal muasal.Hari Raya Idul Fitri (lebaran) budaya mudik hampir semua dilakukan rakyat di Indonesia.

https://www.cnnindonesia.com/nasional/20210408102024-32-627340/paradoks-kebijakan-ramadan-peta-ambigu-penanganan-covid
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20210408102024-32-627340/paradoks-kebijakan-ramadan-peta-ambigu-penanganan-covid

Tapi secara hakekat mereka sedang rindu dengan kampung halaman atau asal usul yang sesungguhnya yaitu Surga (Ibumu surgamu, kampung halamanmu kemuliaanmu)

Mengutip ucapan Prof Komaruddin Hidayat, sesungguhnya pada setiap jiwa manusia terdapat keinginan untuk mudik. Kembali ke asal. Keinginan kembali ke asal itu puncaknya adalah saat kita rindu pada kematian. Rindu mudik kembali ke sang khalik. sang pencipta kita: TUHAN.

Jadi mudik itu adalah proses kembali ke asal muasal kita secara lahiriah. Fisik. Kita kembali ke kampung. Ke rumah dimana kita dibesarkan. Besar kecilnya keinginan atau panggilan jiwa kita untuk kembali ke tempat asal muasal itu tergantung pada memori otak dan suara batin. Semua tergantung pada kenangan indah masa kecil, keluarga yang harmonis, orang tua yang penyayang dan dikagumi, lingkungan yang bersahabat dan seterusnya

ttps://www.viva.co.id/digital/digilife/1044864-foto-pesan-pesan-unik-pemudik-motor-di-jalananpribadi 
ttps://www.viva.co.id/digital/digilife/1044864-foto-pesan-pesan-unik-pemudik-motor-di-jalananpribadi 

Ritual mudik adalah ritual mengisi kembali bagian jiwa kita yg terasa kosong. Seperti baterai yg dicas kembali. Menyembuhkan jiwa kita. Itu sebabnya, mudik menjadi suatu perjalanan yang penuh makna, seolah-olah menjadi perjalanan suci bagi setiap manusia yang melakukannya.

Tidak peduli mahalnya tiket, besarnya biaya, tingginya risiko, berdesak-desakan, pertaruhkan nyawa dan seterusnya mudik menjadi keharusan.Tidak ada yg salah dgn prosesi mudik tsb. Ajaran agama mewajibkan kita bersilaturahmi dengan sanak saudara dan keluarga. 

Amal yang utama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun