Mohon tunggu...
IPul Gassing
IPul Gassing Mohon Tunggu... lainnya -

Blogger dari Makassar | punya web sendiri di http://daenggassing.com | pengguna aktif media sosial | sedang belajar menulis, motret dan desain grafis

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Menjauhkan Pornografi Untuk Keluarga Yang Lebih Berkualitas

7 Agustus 2015   17:16 Diperbarui: 7 Agustus 2015   17:16 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Anak-anak, harapan bangsa di masa depan"][/caption]

Adegan itu menunjukkan dua orang anak kecil umur sekitar 4 atau 5 tahun. Seorang di antaranya laki-laki, seorang lagi wanita. Sang lelaki kecil menunjukkan penisnya yang belum lagi berkembang sempurna. Dengan wajah girang dan senyum lebar, penis kecil itu didorongnya ke teman wanitanya yang juga seperti tersenyum lebar, geli dan sama sekali tidak menunjukkan rasa takut.

Dada saya seperti dihantam palu godam. Ada yang berdebum, nyeri dan mual melihat adegan itu. Apalagi tak lama kemudian kedua anak kecil itu melakukan gerakan seolah-olah sepasang pria dan wanita yang sedang berhubungan badan. Saya mual semual-mualnya. Tak tahan, adegan itu saya tinggalkan. Rasa nyeri di dada berkelindan dengan rasa marah yang nyaris tak tertahankan.

*****

Adegan itu sempat menghebohkan dunia maya. Video pendek berisi sepasang anak kecil yang kalau tak salah ingat berseragam TK mempertontonkan adegan yang benar-benar belum pantas mereka lakukan. Bagaimana mungkin anak sekecil itu bisa meniru dengan fasih adegan persetubuhan yang seharusnya belum mereka kenali? Lebih parah lagi, adegan itu direkam oleh orang dewasa yang terus saja memberi instruksi sambil tertawa-tawa.

Saya benar-benar tidak mengerti apa yang ada dalam kepala si orang dewasa yang merekam adegan itu. Alih-alih mencegah, dia malah mengarahkan seolah-olah adegan itu adalah adegan biasa, adegan permainan yang melibatkan anak-anak kecil dan karenanya pantas untuk ditertawakan dan membuat geli.

Benar-benar orang sakit!

Video asusila yang melibatkan anak-anak itu memang seperti alarm yang berbunyi keras dalam kepala kita. Meski marah dan sedih luar biasa, saya sadar kalau itu adalah realitas di Indonesia saat ini. Isu pornografi menjadi isu yang makin menghangat di Indonesia. Sadar atau tidak sadar, suka atau tidak suka. Bahayanya makin terlihat, bukan hanya untuk para dewasa tapi juga anak-anak yang perlahan mulai terpapar. Bukan hanya sebagai korban tapi bisa juga sekaligus sebagai pelaku.

Menurut data yang dipublikasikan KPAI, sejak tahun 2011 hingga 2014, jumlah anak korban pornografi dan kejahatan online di Indonesia telah mencapai jumlah 1.022 anak. Secara rinci dipaparkan, anak-anak yang menjadi korban pornografi online sebesar 28%, pornografi anak online 21%, prostitusi anak online 20%, objek cd porno 15% serta anak korban kekerasan seksual online 11%.

Sayang saya tidak menemukan data yang menyebutkan berapa jumlah anak-anak yang menjadi pelaku aksi-aksi pornografi. Tapi saya yakin, jumlahnya juga mencengangkan. Di dunia mayapun sudah beredar banyak sekali materi pornografi yang melibatkan anak-anak sebagai pelakunya. Salah satunya video yang saya ceritakan di awal tadi.

Data-data di atas tentu saja sangat menakutan, bukan hanya bagi orang tua di Indonesia tapi juga bagi siapapun yang berharap banyak terhadap kehidupan bangsa ke depannya. Apa yang bisa diharapkan dari anak-anak yang sedari kecil sudah terbiasa dengan hal-hal berbau pornografi? Bayangkan berapa banyak masa depan yang menjadi kabur karena kegandrungan generasi mudanya pada praktik-praktik pornografi yang menyimpang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun