Ditulis oleh Aldo Fenalosa, Content Strategist di iPrice Group.
Tulisan ini pertama kali diterbitkan di halaman blog iPrice Indonesia.
Setelah membaca tulisan ini, kamu akan mengetahui jawaban dari 4 pertanyaan utama tentang strategi data driven content di iPrice:
- Apa itu data driven content?
- Mengapa data driven content adalah strategi yang sukses?
- Apa saja tantangan dalam mengumpulkan data untuk konten?
- Bagaimana menghubungkan data dengan brand/klien?
Apa itu data driven content?
Konten berbasis data alias data driven content adalah sebuah produk informasi yang dibangun berdasarkan referensi dan analisis dari sekumpulan fakta dan statistik. Setidaknya, itulah pemahaman yang saya temukan dalam aktivitas tim content marketing di iPrice.
Di era digital, siapapun bisa membuat konten. Hanya saja, akan sulit meyakini audiens jika formula konten yang dibuat sebatas formalitas atau analisis kering tanpa kejelasan data.
Kata-kata tanpa data hanya menjadi sebatas opini. Dan by default, kita lebih sulit menerima opini sebagai informasi utama.
Hal yang sama juga berlaku ketika seorang content marketer membuat konten untuk mendapatkan backlink dari situs-situs internet berotoritas tinggi.
Karena itu itu, divisi Content Marketing tempat saya bekerja menggunakan strategi data driven content untuk mendapatkan backlink.
Mengapa data driven content adalah strategi yang sukses?
Setelah bergabung dalam tim content marketing, saya jadi tahu bahwa agensi marketing besar seperti Fractl, Distilled, dan Builtvisible kerap menggunakan konten berbasis data agar mendapatkan seporsi peliputan di situs-situs media.
Saya juga jadi tahu bahwa konten-konten itu dimuat gratis oleh media. Iya, agensi marketing yang saya sebutkan tadi tidak membayar media yang dituju untuk memublikasikan konten mereka. Kok bisa?