Kesetaraan kedudukan perempuan dan laki-laki di Indonesia memang masih menjadi tantangan. Berdasarkan indeks World Economics Forum, Indonesia berada di posisi ke-10 dalam Indeks Kesenjangan Gender. Artinya Indonesia masih tertinggal dibanding negara berkembang lain seperti Filipina, Vietnam, dan Thailand dalam kesetaraan gender. Rapor merah ini disebabkan oleh kecilnya partisipasi perempuan di lapangan kerja untuk posisi senior dan manajerial.
Pentingnya Partisipasi Perempuan dalam E-commerce
Sebuah studi dari Peterson Institute di tahun 2016 melakukan riset dari 21.980 perusahaan di 91 negara menunjukkan banyaknya kepemimpinan perempuan di manajemen perusahaan menghasilkan kenaikan profit tahunan 2,7% lebih tinggi dibanding mereka yang tidak.
E-commerce menjadi industri online yang berkembang sangat pesat di Indonesia. Survei Snapcart pada Januari 2018 lalu menunjukkan mayoritas konsumen belanja online adalah perempuan dengan jumlah mencapai 65%.Â
Kendati perempuan menjadi target konsumen yang potensial namun posisi manajerial yang mengambil keputusan penting dalam strategi bisnis e-commerce masih didominasi laki-laki.
Padahal dengan perbandingan gender yang seimbang di jajaran manajemen atas dan board members, partisipasi perempuan dapat memberikan keberagaman ide dan pandangan dalam bisnis.Â
Studi Peterson Institute menyarankan minimalnya terdapat tiga perempuan yang berpartisipasi dalam manajemen untuk mengoptimalkan potensi bisnis secara signifikan.
Konsumen belanja online yang didominasi perempuan pun menjadi urgensi pelaku bisnis e-commerce untuk menyediakan ruang perempuan di jajaran manajemen. Ide-ide dan aspirasi perempuan akan menjadi lebih berharga karena dinilai lebih memahami konsumen perempuan dari berbagai lapisan lebih baik.
Akselerasi perempuan dalam bidang ekonomi dan wirausaha juga sangat dibutuhkan untuk mengentaskan kemiskinan dan membangun perekonomian.Â
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan dibutuhkan 200 tahun lagi untuk menyamaratakan posisi antara perempuan dan laki-laki di bidang ekonomi. Namun prediksi waktu yang lama ini dapat diperciut dengan meningkatkan aktivitas dan advokasi perempuan di dunia kerja secara proporsional dan profesional.
Metodologi