Mohon tunggu...
IPrice Group
IPrice Group Mohon Tunggu... Akuntan - iPrice Insight

Akun Official dari iPrice Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

5 Tren Perilaku Konsumen Online Indonesia di Tahun 2018

7 Februari 2018   17:14 Diperbarui: 7 Februari 2018   17:31 3201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terdapat istilah conversion rate,secara singkat merujuk pada kunjungan yang berujung pada pembelian produk. Riset menunjukkan conversion ratekunjungan desktop 200% lebih tinggi dibandingkan conversion ratedari kunjungan mobile.

Data tersebut menunjukkan perilaku umum konsumen onlineIndonesia, yakni melihat-lihat barang melalui mobileatau aplikasi, namun baru belanja lewat komputer atau laptop. Menurut Andrew Prasatya, Content Marketing Lead iPrice, konsumen lebih suka bertransaksi melalui desktop karena dinilai lebih nyaman, mudah, dan terpercaya.

Layar lebar desktop memang menawarkan ruang yang lebih luas, dapat melihat semua fitur dalam sekali pandang, dan lebih mudah memilih produk yang diinginkan. Hal inilah yang mungkin belum bisa ditawarkan oleh layar mobileyang memiliki keterbatasan ruang untuk menampilkan fitur sebuah situs.

Meski jumlah trafik mobiletidak serta-merta memiliki conversion rateyang tinggi, hal ini juga bisa menjadi referensi kebijakan para pelaku e-commerce. Misalnya bagi pemain yang baru berkecimpung dalam perdagangan online,mungkin ada baiknya bila fokus para peningkatan trafik terlebih dahulu dengan mengembangkan kualitas situs mobile.

Rata-rata Pembelanjaan Konsumen Indonesia Sebesar Rp 481 ribu

iPrice juga menghitung basket sizekonsumen onlineIndonesia yakni nilai rata-rata pembelanjaan tiap konsumen pada periode tertentu. Meski secara vertikal, e-commerceIndonesia terdiri berbagai macam bentuk seperti fesyen atau elektronik, namun rata-rata jumlah pengeluaran konsumen saat belanja onlinemencapai US$ 36 atau Rp 481 ribu.

Menilik dari kacamata regional, nilai tersebut membuat Indonesia menduduki posisi basket sizeterendah kedua di Asia Tenggara. Kalau jauh dengan Singapura yang mencapai US$ 91. Temuan nilai basket sizetersebut juga menunjukkan seberapa besar purchasing powerkonsumen Indonesia saat bertransaksi online.Hal ini tentu berbanding lurus dengan Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita negara.

Dari segi pelaku e-commerce,temuan nilai basket sizeini bisa menjadi pandangan untuk menentukan target pasar, harga produk yang dijual, hingga strategi promosi yang digunakan.

Konsumen Indonesia Suka Berbelanja Online di Hari Kerja

Jika Anda pernah mengira orang Indonesia suka belanja onlinesaat akhir pekan, ternyata asumsi tersebut salah besar. Justru konsumen Indonesia adalah yang paling aktif berbelanja onlinedi hari kerja di siang hari.

iPrice mencatat dari keseluruhan sampel, puncak pemesanan barang paling populer adalah pada pukul 10.00 pagi hingga 5.00 sore. Selain itu conversion ratepaling tinggi juga terjadi pada hari Rabu, sementara di akhir pekan conversion ratejustru turun hingga 30 persen.

Pada periode kuartal ketiga 2016 hingga kuartal kedua 2017, jumlah pesanan pada pukul 11.00 rata-rata lebih tinggi 69 persen dibandingkan jam lainnya. E-commercepun masih mendapatkan banyak pesanan pada pukul 16.00 yakni saat orang-orang sedang pulang kerja.

Hasil riset tersebut juga tidak kalah jauh dari penelitian perilaku belanja onlinedi Amerika Serikat. Firma CNBC menyatakan bahwa 31,2 persen konsumen onlinemelakukan transaksi di jam kerja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun