Mohon tunggu...
ILHAM AJI PRANATAYAKTI
ILHAM AJI PRANATAYAKTI Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

hai, namaku Ilham.

Selanjutnya

Tutup

Pulih Bersama Pilihan

Dukungan Presidensi G20 kepada Perempuan, Penyandang Disabilitas dan Gen Z di Era Society 5.0

19 Juli 2022   14:50 Diperbarui: 19 Juli 2022   15:03 542
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finance Ministers and Central Bank Governors Meeting (FMCBG) di Jakarta Convention Center, Jakarta, Kamis (17/2/2022). Foto: kemlu.go.id

Indonesia diberikan kepercayaan dan kehormatan memegang Presidensi Group of 20 (G20) tahun 2022 dari 1 Desember 2021 sampai 30 November 2022. G20 mewakili 2/3 populasi dunia, 75% perdagangan global, dan 80% PDB dunia. Dibentuk tahun 1999, G20 merangkul negara maju dan berkembang untuk bersama mengatasi krisis yang berdampak global. Terdapat dua isu utama yang dibahas di G20 yaitu Finance Track dan Sherpa Track. Finance track merupakan jalur yang secara khusus membahas sejumlah agenda yang berhubungan dengan ekonomi dan keuangan. Pembahasan isu pada finance track akan dihadiri oleh para menteri keuangan dan gubernur bank sentral G-20, sedangkan Sherpa track adalah jalur yang membahas terkait isu-isu ekonomi non-keuangan serta mempersiapkan berbagai konsep outcome dokumen yang dibahas pada KTT.

G-20 merupakan forum kerja sama multilateral yang terdiri dari Uni Eropa (EU) dan 19 negara utama. G-20 ini merepresentasikan lebih dari 60% populasi bumi, 80% PDB dunia, dan 75% perdagangan global. Anggota G-20 sendiri terdiri dari Indonesia, Amerika Serikat, Kanada, Argentina, Australia, India, Brasil, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Meksiko, Republik Korea, Perancis, Rusia, Tiongkok, Uni Eropa, Afrika Selatan, Arab Saudi dan Turki. Pada Presidensi G20 sekarang ini menetapkan tiga isu prioritas yaitu : arsitektur kesehatan, transisi energi berkelanjutan, dan transformasi digital dan ekonomi. Dengan mengusung tema "perintah terus melakukan pertemuan dan persiapan menuju puncak KTT G20.

Kompasiana bersama Bank Indonesia mengajak Kompasianer dan jurnalis untuk berpartisipasi dalam Presidensi G20 2022, serta menjadi bagian dari sejarah dengan mengikuti G20 BI-Stronger Fest Article Writing Challenge. Antusiasme dari  Kompasianer dan jurnalis sangat luar biasa, mereka membuat tulisan denganan sangat terstruktur dan faktual. Dengan menyajikaan beragam data dan gambar terkait Presidensi G20 ini. Memang, Kompasiana adalah tempat penulis hebat Indonesia.

Dilansir dari tempo.co, Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan, Anwar Sanusi mengatakan "Pemerintah Inggris memberikan dukungannya terhadap isu prioritas yang akan diangkat antara lain sustainable job creation and inclusive labour market towards changing world of work, guna mendukung pekerja disabilitas untuk masuk ke dalam pasar kerja melalui penyediaan program pelatihan kerja, pengembangan kompetensi SDM untuk peningkatan produktivitas, dan penyediaan perlindungan sosial. Pemerintah Indonesia terus mendapatkan dukungan pelaksanaan G20 Employment Working Group (EWG), baik dari negara G20 maupun mitra organisasi internasional. Salah satu negara G20, Inggris, dalam pertemuan bilateral di Catania, Italia, menyatakan siap mendukung Indonesia.

Sekarang mari kita bahas apa yang terjadi di lapangan, seberapa jauh 'Ekonomi yang Inklusif bagi Perempuan, Pemuda, dan Penyandang Disabilitas'. Pada era Society 5.0 dimana semua teknologi adalah bagian dari manusia itu sendiri, internet bukan lagi hanya digunakan untuk sekedar berbagi informasi, melainkan untuk menjalani kehidupan sehari-hari. Dalam Society 5.0 yang komponen utamanya adalah manusia mampu menciptakan nilai baru melalui perkembangan teknologi dapat meminimalisir adanya kesenjangan pada manusia dan masalah ekonomi yang kurang merata. Kita ambil satu contoh, Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) merupakan standarisasi pembayaran menggunakan metode QR Code dari Bank Indonesia agar proses transaksi dengan QR Code menjadi lebih mudah, cepat dan terjaga keamanannya.

QRIS memudahkan UMKM dalam transaksi di era society 5.0. Foto: m.mediaindonesia
QRIS memudahkan UMKM dalam transaksi di era society 5.0. Foto: m.mediaindonesia

Tentunya kita sebagai orang Indonesia mesti bangga dengan sistem ini, memudahkan antara penjual dan pembeli dalam bertransaksi. Mulai dari Restoran mewah, mini market, kedai kopi dan juga UMKM di Indonesia telah menggunakan QRIS sebagai metode pembayaran. Ditambah lagi kabarnya Bank Indonesia (BI) akan meluncurkan mata uang digital bank sentral atau Central Bank Digital Currency (CBDC), desain awal rupiah digital akan diluncurkan pada akhir tahun 2022 mendatang, semoga mempermudah masyarakat dalam bertransaksi. Diharapkan menuju ekonomi inklusif di seluruh Indonesia.

Beralih ke dunia digital, dilansir dari TiNewss, 191,4 juta pengguna media sosial di Indonesia pada Januari 2022. Jumlah pengguna media sosial di Indonesia pada awal tahun 2022 setara dengan 68,9 persen dari total populasi. Hal ini tentunya menguntungkan setiap konten kreator dalam meraup pundi-pundi rupiah dari hasil konten yang mereka sebarkan di sosial media-nya. Saat ini tentunya sering kita temui sosok artis baru di sosial media yang sudah memiliki jutaan pengikut tanpa kita ketahui siapa dia. Tentunya terkadang kita bertanya-tanya, dari manakah dia?, apa karya dia?, mengapa dia memiliki pengikut yang begitu banyak hingga jutaan bahkan puluhan juta di akun sosial media-nya?. Fenomena ini sering terjadi karena jumlah pengguna media sosial di Indonesia saat ini setara dengan 68,9 persen dari total populasi. Tentunya hal ini berpengaruh terhadap algoritma setiap pengguna sosial media, kita akan direkomendasikan yang sering kita sukai dan yang tidak pernah kita sentuh ranahnya tidak kita ketahui. Fenomena ini menunjukan bahwa konten kreator itu punya pasarnya tersendiri, jadi siapapun bisa menjadi konten kreator, negara kita sangat diuntungkan untuk sebuah video/konten kreator cepat viralnya karena itu tadi,  191,4 juta pengguna media sosial di Indonesia pengguna media sosial di Indonesia saat ini setara dengan 68,9 persen dari total populasi.

Seiring berkembang-nya dunia digital tentu banyak juga sebutan untuk suatu individu-nya. Influencer, brand ambassador, talent eSports, streamer gaming, YouTubers, Selebgram, Selebtweet, TikTokers dan masih bisa kumulatif tentunya. Hal ini tentu membuat seluruh elemen masyarakat baik Perempuan, Pemuda, maupun Penyandang Disabilitas bisa turut serta dalam berkarya di sosial media. 

Bagi perempuan tentu sangat mudah berkarir di dunia digital, kita ambil satu contoh selebgram dan TikTokers, dengan hanya bermodalkan publik speaking yang cukup membuat publik terhibur, followers naik drastis dan konten kreator mendapat banyak keuntungan.

Tante Lala (TikTokers) sedang mempromosikan produk yang diendorse. Foto: Merdeka.com
Tante Lala (TikTokers) sedang mempromosikan produk yang diendorse. Foto: Merdeka.com
Di era saat ini, SPG (Sales Promotion Girl) atau yang sekarang dikenal dengan sebutan Selebgram/TikTokers (yang mempromosikan barang endorse) terkadang tidaklah harus berparas cantik, cukup menghibur publik saja itu lebih berpengaruh untuk perusahaan yang menggunakan jasa dia (Selebgram/TikTokers) dalam tingkat penjualan produk. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pulih Bersama Selengkapnya
Lihat Pulih Bersama Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun