Mohon tunggu...
Ipon Semesta
Ipon Semesta Mohon Tunggu... Seniman - Seniman

Seniman. Melukis dan Menulis. Mantan Jurnalis Seni dan Budaya. Ketua PERSEGI (Persaudaraan Seniman Gambar Indonesia)

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Simphony Temali Sir Mac Aroni

24 September 2024   09:15 Diperbarui: 25 September 2024   00:51 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi koleksi pribadi Input sumber gambar

Simphony Temali Sir Mac Aroni

Oleh: Ipon Semesta


Di tangan seniman Mac Aroni, Jerami padi, pelepah batang pisang, lini alang-alang, dan serat tumbuhan lainnya, bisa menjadi karya seni 3 dimensi yang mengagumkan. Bidak-bidak satwa purusa karya Mac Aroni serupa juluran lidah imajinasi, saling-silang berlarat-larat, lini jerami, lidah-ludah dari kumpulan binatang yang terbilang. Koloni fauna itu seolah sedang berkemah dalam ruang 4 X 4 M, menanti biduk Nuh yang akan menyelamatkannya dari bahtera. 

Konsep usungan karya-karya Mac Aroni serupa "Amsal Satwa Purusa" yang merupakan presensi kata sifat dalam bahasa Sansekerta, sebab dalam bahasa Sansekerta tak dikenal jenis kata sifat yang terasing dari sifat lain atau lingkungannya. Kata sifat merupakan "proses" yang ditangkap oleh persepsi inderawi terhadap informasi yang diterima dan dibaca. Selalu ada jalan baru untuk inovasi seni, bukan?

Kebudayaan bukan semata soal "artefak", tetapi sejak Epik Gilgamesh dituliskan pada 12 tabula di Babilonia (sekira 3200 tahun lalu), orang sudah menyadari bahwa kebudayaan pada intinya adalah perihal kemampuan berpikir dengan benar dan itu bisa tercermin dalam kemampuan menulis atau mencipta karya seni dengan benar.

Mac Aroni mencoba menggunakan metafora jenis fauna dalam karya tali-temalinya, yaitu: Badak. Hewan langka itu bisa ditafsirkan sebagai metafora kekuasaan riil politik yang mencengkram politik, kesenian,dan kebudayaan sejak lama. Namun, sosok Badak itu bisa juga ditafsirkan sebagai perilaku buruk.

Mac Aroni membuat konsep seninya sendiri. Seperti konsep estetika Zen di Jepang tentang segala hal yang tak sempurna dalam kesempurnaannya, fana dalam keabadiannya, dan tak selesai dalam kelengkapannya. Konsep berkesenian Mac Aroni tak bisa ditafsirkan hanya sebagai konsep estetika tentang segala hal yang tak sempurna, tak abadi, dan tak lengkap. Konsep seni Mac Aroni adalah seni tentang segala yang paradoks untuk mencapai simphony pada lirik putik harmoni purusa.

Pemahaman tentang estetika Mac Aroni tak bisa dimulai dari asimetri, tetapi mesti dimulai dari simetri. Asimetri harus diletakkan sebagai bagian dari simetri. Ketaksempurnaan adalah wujud dari kesempurnaan. Ketakabadian adalah wujud dari keabadian. Dan ketaklengkapan adalah wujud dari segala yang selesai.

Memaknai Mac Aroni dalam konteks "Seni". Seni Mac Aroni bukan seni tentang segala hal yang rapuh, rusak, dan hancur. Karya seni Mac Aroni adalah estetika tentang simphony dan harmoni, kesatuan dari idealitas dan realitas, yang di dalam dan yang di luar, yang fana dan yang baqa, konstruksi dan dekonstruksi.

di sudut tiang yang lain, patung yang terbuat dari jerami batang padi beridiri lesu, mengering dan kusam. Satu karya patung Mac Aroni 25 tahun silam. Patung yang menyosok putri duyung itu seperti sebuah ironi. Senarai larik puisi epik. Bait larik puisi Mac Aroni dalam diam meskipun putri duyung itu setia menemaninya dalam banyak kondisi eksternal. Patung-patung sentuhan lambung Mac Aroni mengajak ke pembicaraan mendalam. Lebih silam, membincang patung putri duyung dari jerami padi itu seperti melihat kembali patung Venus dari Willendorf yang ditemukan pada tahun 1908 di satu desa yang ada di dekat kota Krems. pada akhir masa paleolitik, atau awal epipaleolithic, sekitar 11.000 tahun lalu. Patung berbentuk "abstraksi" tubuh perempuan. Patung yang kini tersimpan pada Museum Naturhistorisches di Wina, Austria.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun