"Nek misal mgko kowe wes sadar seko koma, meh tak pancal, tak juotosi, wes pokoke nganti kowe babak belur Cak...
"Lagi keadaan koma wae ijeh nggawe aku susah... ben minggu iki rasane deg-deg ser Cak...
"Nek lawan klub papan atas iso menang, tapi lawan klub ecek-ecek malah kalah terus... Rak josss babar blasss..."
Tentu saja Cak Chiku tak bisa merespon Mat Midi. Api masih berkobar di seluruh tubuh Cak Chiku semenjak Sang Raksasa terbebas dari tubuhnya. Tidak ada tanda-tanda api itu akan padam. Bahkan air kiriman dari langit pun tak bisa memadamkan api tersebut. Air-air tersebut sampai rela tinggal lebih lama di permukaan tanah untuk memadamkan api di tubuh Cak Chiku.
Sampai-sampai pak Lurah terkena fitnah gara-gara air yang enggan masuk ke tanah itu. Hampir seluruh desa terendam banjir, dan warga desa langsung demo ke Pak Lurah karena dianggap tak becus menangani banjir. Untungnya pak Lurah tahu, banjir ini bukan disebabkan karena tata kota yang tak terurus. Tapi disisi lain, pak Lurah tidak bisa menyebarkan informasi ke warga penyebab utama dari banjir tersebut.
"Heuheuheu... untunge tata kata pak Lurah sak jose, iso menenangkan warga soal penyebab banjir. Yah memang benar, kodratnya air itu turun dari langit dan akan meresap ke tanah. Kalau memang air masih betah lama-lama di atas permukaan, berarti ini bukan banjir, tapi air nya aja yang malas turun ke dalam tanah atau jangan-jangan masih mengantri, mungkin jalannya lagi macet, Heuheuheu" batin Mat Midi ketika teringat konferensi pers dari pak Lurah.
"Dadi kelingan, geni seko awake Cak Chiku wingi kae ber nyebar ng deso-deso sebelah. Hawane dadi panas kabeh, iso-iso pemilihan kades deso wetan kali kae dadi tukaran goro-goro rak trimo calon e kalah. Terus deso kulon kali kae, alas karo kebon e dadi kebakaran. Lha kok bar kui deso awake dewe dadi kebanjiran"
"Wes lah, daripada ngomong dewe rak jelas, mending nggolek susu ne rondo wetan musholla kae..."Â
"eh..."Â
"maksudte tuku susu anget sg dodolan rondo anak siji sing warunge wetan musholla kae... Heuheuheu"
Di tengah perjalanan, Mat Midi mendadak berhenti. Matanya tertuju di poster samping pos ronda. Sebenarnya tak ada yang aneh dari poster bola itu, sebuah poster bola MU vs Liverpool yang akan berlangsung minggu depan. Hanya saja di sebelah pojok kanan atas, Mat Midi menemukan tulisan suku Maya Kuno.