- Oleh: Siti Saleha Sang.
- Karya: Syahrul Umar.
Tetesan darah kelahiran di bumi flobamora,
Tangisan kebahagiaan pada sebuah peristiwa,
senandung gembira dalam gelanggang perubahan,
terbesit keikhlasan mengiringi peradaban.
flobamoraku,
Engkau bagaikan ujung tombak nelayan di laut flores,
pulau-pulaumu tertata layaknya padang rumput sabana sumba,
harum namamu seharum  kayu cendana di tanah timor,
kekayaanmu layaknya kekayaan wisata bahari di pulau alor.
flobamoraku,
beragam agama di kepalamu,
terdapat banyak bahasa di badanmu,
tangan kananmu menggenggam adat dan budaya,
tangan kirimu menggenggam suku dan ras,
kaki kananmu menunjukkan jejak toleransi,
kaki kirimu meninggalkan jejak kerukunan.
flobamoraku,
tak ada celahmu yang membuatku ragu,
tak ada kelemahanmu yang membuatku malu,
tak ada corakmu yang membuatku minder,
tak ada istilah lain yang membuatku mundur.
flobamoraku,
setiap kata yang mencelamu,
setiap kalimat yang menyudutkanmu,
setiap retorika yang merendahkanmu,
bagiku, itu hanya satiran dari orang yg lemah berpikir.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H