Mohon tunggu...
Jalukany1
Jalukany1 Mohon Tunggu... Nelayan - Ahli dalam mendogeng

Ada di nikmati, nggk ada ya cari sampai ada

Selanjutnya

Tutup

Book

Sunyi Belum Tentu Sepi

5 Oktober 2024   10:51 Diperbarui: 5 Oktober 2024   11:07 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sunyi belum tentu sepi

Kesuyian datang disaat kita bisa merasakan ketenangan dalam hidup ini. Kadang kala kita selalu disibukkan oleh bermacam kegiatan sehingga kita merasa kehidupan ini begitu kejam. Kita selalu merasa bahwa apa yang kita punya sekarang selalu tidak cukup, kita selalu merasa kurang atas apa yang telah tuhan berikan kepada kita. 

Akibat dari hal ini, membuat kita tidak bisa merasa ketenangan hadir pada diri kita. Padahal tuhan memberikan rejeki kepada kita apa yang kita butuhkan bukan apa yang kita mau.

Baca juga: Sajak dan Kata


Ada kalanya kita bergerak untuk bertahan hidup tetapi ada kalanya kita untuk berdiam diri agar kita bisa bertahan hidup juga. Dalam kehidupan ini kita selalu berlomba -lomba untuk menjadi yang terbaik. Bahkan setiap kegiatan yang kita lakukan kita harus menjadi yang nomor 1!


Memang itu baik, namun secara tidak langsung kita merasa bahwa diri kita adalah yang terbaik. Sehingga membuat kita menjadi takabur. Padahal sejatinya manusia adalah makhluk sosial, manusia tidak bisa hidup sendiri dimuka bumi ini. Saat manusia bisa hidup sendiri maka dia akan mati dalam hitungan detik.


Ku melihat begitu banyak manusia mengejar dunia, menghalalkan yang haram dan mengharamkan yang halal. 

Tahta telah membutakan kita, tanpa kita sadari kita dijadikan robot akan tahta itu sendiri, perjalanan hidup yang semakin suram kini terjadi kembali kepada kita.

Banyak orang yang acuh tidak acuh terhadap apa yang dikasihkan tuhan kepada kita.

Baca juga: Permainan Pikiran

Melimpah ruah nikmat yang dikasih tuhan kepada kita, melimpah juga otak-otak kemunafikan yang pada diri kita. 

Apa yang kita kejar di dunia ini disaat tuhan sudah acuh tak acuh atas terhadap perilaku kita ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun