By : Ipi Fernandez
Terbayang dipelupuk mataku !derita kamu yang keluarga sanak tertimpa bencana SSJ 100,tangismu tersembunyi,amarahmuterpendam dalam rongga dadamu duka haru biru.
Lelaki setengah baya merangkak ke puing-onggok baju bekas :”anakku, peluh nyaris bersimbah darah andai nyawa bisa ditukar, beringas umpat-umpat, terus hardik sekeliling kamar bekas lelapmu anakku”
Hilang satu satu dari empat enam harapan, bertahan dalam asa sia-sia,rasanya nafas telah habis diujung raung, yang tersisa cuman potret, yahh h potret anak harapan yang telah lebur bercampur dahan,ranting bahkan tanah bongkahan , dari lereng itu masih adakah asa yang tersisa??/
Dukamu,Dukaku ,12/05/2012
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H