Kemudian datanglah perwakilan dari Kerajaan Aurea, memberikan surat lamaran dari Ratu Aurea. Queen Isabelle (Robin Wright) ingin menikahkan anaknya Prince Henry (Nick Robinson) dengan Elodie.Â
Meski awalnya tidak bersedia, Elodie akhirnya mengorbankan kepentingan pribadinya untuk menolong kerajaan kecil ayahnya tersebut. Ia bersama keluarga pun berlayar ke Aurea, yang menjanjikan membantu kebutuhan finansial tanah milik Bayford.
Malam sebelum pernikahan, Lord Bayford bertemu empat mata dengan Queen Isabelle perihal syarat dan ketentuan sebelum pernikahan. Lord Bayford terlihat gontai namun ia tidak ingin menyampaikan sebuah rahasia itu kepada siapapun.
Lady Bayford mulai mencium gelagat mencurigakan. Ia memberanikan diri memberi nasihat ke Elodie untuk membatalkan pernikahan. Elodie yang tidak terlalu dekat dengannya, plus sudah bulat hati menikah dengan Henry untuk kepentingan keluarganya, tetap melangsungkan pernikahan tersebut.
Kemudian dilakukan upacara klasik Kerajaan Aurea, yakni pertautan darah Prince Henry dan Elodie sebagai tanda Elodie sah menjadi Putri Kerajaan. Selepas itu, ternyata Henry menggendong lalu membuangnya ke dasar gunung sebagai salah satu tumbal bagi Sang Naga.
Kelanjutan kisah Elodie bisa dilihat pada layanan OTT Netflix.
Millie Bobby Brown Bawa Isu Perempuan dengan Apik
Menjadi satu-satunya tokoh sentral selain Naga di dalam film, Millie Bobby Brown mampu perankan Elodie secara cemerlang. Memperkirakan rentang usia Elodie ada di kisaraan awal 20 tahun, Millie menunjukkan girl-power yang diinginkan sutradara Juan Carlos Fresnadillo dan author Evelyn Skye dengan apik.
Mungkin cukup disayangkan bahwa film berdurasi 1 jam 50 menit ini kurang banyak menunjukkan interaksi antara Elodie dan Lady Bayford. Jika slot itu ada, emosi yang dibangun di awal film akan terasa lebih tajam. Apalagi Angela Bassett sangat paham memerankan tokoh seorang ibu.
Konflik "pengorbanan" Elodie yang dirahasiakan Lord Bayford juga cukup lemah di satu titik, karena ia adalah ayah yang sangat sayang terhadap anak-anaknya.
Pesan feminisme mampu ditunjukkan dengan jelas, bahwa wanita yang dijadikan "alat tukar" harta ternyata bisa untuk bertindak secara berani. Meski di sini Elodie tidak menolak pernikahan tersebut, perjuangannya untuk keluar dari jerat Sang Naga lebih hebat daripada Raja dan prajurit Aurea sekalipun.