Mohon tunggu...
Mohammad Irfan Ramly
Mohammad Irfan Ramly Mohon Tunggu... -

yang menyapa dari timur indonesia dengan keyakinan sederhana untuk terus melakukan hal - hal baik yang menyenangkan. selalu bergerak. mena !!!

Selanjutnya

Tutup

Puisi

katakatakusampan

29 April 2011   19:13 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:15 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malam berubah menjadi dingin
Menyekap tiap inci tubuh yang masih mau mengelak
Aku telah berdusta
Lemah ini harusnya aku ucap

Berpisah dgnmu adalah sengsara,
berjarak darimu seperti tak berdaya,
berjauh darimu lbh dari celaka
Aku telah berdusta dengan luar biasa

Dimuka pintu aku tabur ajimat,
didepan kaca aku ucap mantra
Tapi semua hanyalah pura - pura,
aku tak lebih dari pembohong besar

Manisku sayang
Dimanapun kini mimpi membawamu berlayar dan jarak kita milyaran jumlahnya,
aku yakin kau merasa
Aku merindu

Rindu sudah jadi lautan
dan malam dan dingin tak lagi mampu menahan
Aku ingin berlayar,
mengayuh sampan menuju rumahmu

Manisku sayang sudah aku mengayuh,
sudah jauh bertaruh dilautan.
Dua kali aku tersapu badai tapi aku masih bisa bangun lagi.
Bila pagi tiba, aku ingin ada dipelukmu.

Kata - kataku adalah sampan.
Tiba dimatamu, terbaca olehmu dan simpanlah sehari penuh.
Tanpa dusta, bukan untuk jadi ajimat apalagi mantra
Tapi untuk sabar menunggu tiba waktu bersama. Sebenarnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun