Mohon tunggu...
Mohammad Irfan Ramly
Mohammad Irfan Ramly Mohon Tunggu... -

yang menyapa dari timur indonesia dengan keyakinan sederhana untuk terus melakukan hal - hal baik yang menyenangkan. selalu bergerak. mena !!!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Semangat Akademi Berbagi di Timur Indonesia

28 Maret 2011   06:31 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:22 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kelas Gratis Itu Akhirnya ada di Ambon

[caption id="attachment_97302" align="aligncenter" width="300" caption="Kelas Akademi Berbagi #1 Ambon"][/caption]

Hari yang dinanti akhirnya tiba, meski hujan lebat mengguyur seantero kota Ambon satu persatu partisipan datang dan memenuhi kelas Akademi Berbagi Ambon. Kelas perdana Akber Ambon dibuka dengan materi social media management. Kepsek Akber Ambon Irfan menuturkan betapa keberadaan social media kini harus bisa di manfaatkan dengan baik. “ social media sebagai sebuah evoria yang hanya dipergunakan untuk nulis status dan semacamnya harus sudah selesai. Kini social media harus bisa dimanfaatkan untuk melakukaan banyak hal positif seperti mendorong pembangunan. Social media setidaknya bisa mempermudah kita menjangkau keterbatasan – keterbatasan yang dulunya menjadi hambatan “ ungkap irfan.

Penjelasan Irfan yang membuka kelas Akber Ambon setidaknya menjawab pertanyaan mengapa tema membangun gerakan melalui social media menjadi pilihan untuk kelas perdana Akber di Ambon. Potensi Kreatifitas dan budaya yang kaya dari Maluku sudah seharusnya mampu dimaksimalkan salah satunya melalui social media. Sebagai kota dengan masyarakat yang terbuka terhadap perkembangan teknologi, Ambon sudah seharusnya mampu menyita perhatian dunia dengan memperkenalkaan kembali potensi Maluku dengan memaksimalkan segala potensi social media yang kini menjadi kini menjadi fenomena di masyarakat bak jamur di musim hujan setidaknya di Ambon sebagai ibu kota propinsi Maluku khususnya dikalangan anak muda.

Ajakan serupa juga disampaikan dalam materi membangun gerakan melalui social media oleh teroboshu “ Perbaharui cara mengelola gerakan dengan menggunakan media yang merevolusiKondisi manusia hari ini. “ berdasarkan penelusuran dan analisa pribadinya di kota Ambon, teroboshu memaparkan realitas penggunaaan sosial media yang masih dibatasi oleh pemahaman dan kesadaran yang minim akan potensi besar yang di miliki social media sehingga social media hanya digunakan seadaanya.

Pemaparan dasar mengenai social media menarik perhatian seluruh partisipan, hal tersebut terbukti dengan banyaknya pertanyaan yang diajukan. Lewat social media gerakan apapun bisa dibangun bila pengguna memiliki pemahaman yang baik dan dengan sendirinya akan melahirkan kesadaran untuk mulai memanfaatkan secara positif. Hal tersebut juga dipaparkan oleh Almascatie lewat materi Blog dan gerakan sosial. “ kita bisa membangun gerakan untuk melawan kerusuhan Ambon yang masih terjadi di Google. Lewat pemanfaatan social media yang ideal hal itu jelas dapat kita lakukan “ tuturnya.

Pernyataan itu jelas disampaikan bukan tanpa alasan karena kenyataannya kerusuhan Ambon walau sudah terjadi sekitar 12 tahun lalu, tapi di internet masih menyarankan pencarian tentang “Kerusuhan Ambon”. Hal ini membentuk antusiasme partisipan untuk mulai memanfaatkan media social secara lebih maksimal untuk membangun gerakan setidaknya dimulai dari upaya pencitraan Ambon – Maluku di media online.

Pada prinsipnya komunikasi – komunikasi serupa telah dilakukan sebelumnya namun terbatas untuk komunitas tertentu sehingga pelaksanaan kelas akademi berbagi memberi dirasakan memberikan semangat lebih untuk berbagi ilmu dan pengetahuan keoada lebih banyak orang sebagai upaya bersama membangun sumber daya manusia Indonesia..

Hujan deras, pisang goreng dan keluarga besar penuh semangat

Banyak cerita menarik seputar pelaksanaan Kelas Perdana Akademi Berbagi Ambon. Hampir seluruh partisipan datang dengan kondisi basah kuyup karena Ambon diguyur hujan sedari pagi. Hal tersebut adalah bagian yang sungguh penting untuk dicatat betapa di Ambon “hujan” adalah salah satu faktor yang dapat menghambat aktifitas. “ kalo ujang lebe bae dirumah saja “ begitu kurang lebih istilah yang menggambarkan fakta betapa masyarakat di Ambon akan lebih memilih dirumah ketika hujan tetapi istilah tersebut tentu tidak berlaku bagi Kelas Akademi berbagi.

Ditengah merosotnya minat berdiskusi yang terjadi setidaknya di Ambon kegiatan Akademi Berbagi seperti mampu menjawab persoalan betapa budaya berdiskusi bisa dihidupkan kembali untuk mengembangkan potensi sumber daya manusia tergantung bagaimana model diskusi tersebut bisa dikelola agar tidak menciptakan kejenuhan dan menarik minat khususnya generasi muda untuk terlibat. Akademi Berbagi cetus salah satu peserta bisa menjadi medium gerakan untuk mengkampanyekan kembali gemar baca, tulis dan diskusi yang mulai merosot dikalangan generasi muda.

Kelas perdana Akademi Berbagi tanpa disangka diliput oleh beberapa wartawan media lokal yang memberikan kesan tersendiri lewat pernyataan spontan betapa dalam perkiraan mereka kelas Akademi berbagi adalah seminar yang sifatnyaa formal. Hal tersebut diungkaapkan ketika Kepsek Ambon menggilir kantong plastic berisi pisang goreng kepada seluruh peserta yang hebatnya lagi bukan disediakan oleh penyelenggara namun oleh partisipan yang rela ujan – ujanan demi antusiasnya partisipan mengubris celetukan iseng salah satu partisipan “ pasti mantap kalo ikut materi Akber sambil makan pisang goreng panas “. Kelas Akber Berbagi dan pisang goreng faktanya telah mampu mengalahkan hujan dan melahirkan semangat baru.

Partisipan Akademi Berbagi Ambon datang dari berbagai latar belakang mulai dari Mahasiswa, Aktivis sosial, Pegawai Negri, Musisi, Seniman, Blogger, Fotografer hingga Birokrat yang kesemuanya digalang melalui social media facebook dan twitter. Diakhir acara apresiasi besar diberikan semua partisipan atas dibukanya kelas Akademi Berbagi di Ambon yang berdasarkan presentasi Kepseknya telah ada diberbagai kota lain di Indonesia. Akademi Berbagi telah melahirkan sebuah keluarga baru, keluarga besar dengan semangat yang besar pula untuk berhenti berdebat dan bertanya tapi melakukan sesuatu.

Begitu kurang lebih suasana yang terbangun sejak pintu kelas Akademi Berbagi Ambon dibuka. Dalam suaasana yang sesederhana itu lahir sebuah kesadaran betapa berkumpul bersama dan saling berbagi adalah hal yang membahagiakan dan Akademi Berbagi telah menyebarkan virus kesadaran akan semangat positif itu sampai ketimur Indonesia—dari timur semangat ini diteruskkan untuk semua. Tunggu Kehadiran Akber Ambon selanjutnya. Mari terus bergerak dan tetap semangat. (adm-i)

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun