Mohon tunggu...
nono sanyoto SE
nono sanyoto SE Mohon Tunggu... -

orang kampung pingin sukses....

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Militer Adalah Jalan Hidup Saya

22 November 2014   17:13 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:07 1365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14166250372103855896


MILITER ADALAH JALAN HIDUP SAYA

Cimahi,(21/11/2014). Ketika semua orang sibuk dengan aktivitasnya, di saat itu lahir seorang bayi laki-laki, tepat 43 tahun yang lalu. Nono sanyoto, begitu sebutan akrab sekaligus nama lengkap yang lahir di Desa Lolawang, Kec. Ngoro, Kab. Mojokerto, tepatnya 1 Juli 1971. Hadir ke dunia sebagai anak  pertama dari Tiga  bersaudara. Buah hati pasangan Saniman (Alm) dan Suharlilik ini berhasil merajut berbagai prestasi dan menjadi kebanggaan orang tua manapun. Kehidupan keluarganya cukup sederhana, pekerjaan ayahnya adalah seorang militer yang berpangkat kopral satu, berdinas di Komando Rayon Militer ( KORAMIL )  tidak jauh dari tempat tinggalnya, sedangkan ibunya hanyalah seorang ibu rumah tangga yang selalu setia mendampingi anak anaknya dalam kehidupan sehari hari. Kini Nono tumbuh  menjadi dewasa, Sekarang menjadi seorang militer  berpangkat Letnan dua  berdinas  di Komando strategis Cadangan TNI-AD ( KOSTRAD ) Gambir Jakarta Pusat, dikaruniahi  3 anak pernikahannya dengan Lis setyawati tahun 1996, berdomisili di daerah Sunter Agung Jakarta Utara.

Di saat penulis mewawancarai Nono  di Pusat Pendidikan Pengetahuan Militer Umum ( PUSDIKPENGMILUM ) kebetulan sedang melaksanakan Kursus Jurnalistik di Cimahi, Bandung Jawa Barat. Jumat 21 November 2014 Perwira berpangkat Letnan Dua ini sangat bersemangat mengupas tentang peristiwa dan pengalaman hidupnya. Sejak kecil Nono  gemar dengan aktivitas olahraga, terutama Sepak Bola. “Saya senang sekali kalau sore hari bermain Sepak bola dengan teman sebaya, semangat menjadi terpacu dengan berolahraga”, Ujar bapak 3 org anak itu dengan semangat. Baginya, memulai sesuatu dengan hobby membuat aktivitas yang dilakukan lebih ringan, sehingga pikiran tidak terbebani, saya mulai bermain bola sejak usia 12 Tahun.

Di waktu SD, Nono selalu mendapat peringkat 10 besar di kelas. Begitupun, saat berganti seragam menjadi putih biru. Orang tua Nono lebih memilih putranya disekolahkan di SGO ( Sekolah Guru OLah raga ) Surabaya, karena berada di luar daerah akan membuat pendidikan lebih maju. Mulai saat itu, Nono belajar mandiri. Berada jauh dari orang tua awalnya membuat remaja ini risih, takut,  dan khawatir. Tinggal di kost merupakan tantangan yang terberat, realita harus ditempuh, tidak ada kata tidak bisa. Nono menjadi teladan bagi teman-temannya. sehingga jabatan sebagai Ketua Organisasi Siswa Sekolah berhasil di raihnya. “Organisasi membuat kita lebih menghargai kebersamaan, Saya juga harus berani menjadi contoh untuk diri Saya dan teman-teman sekolah”, Ujar Nono. Remaja ini juga dipercaya sebagai Pasukan Pengibar Bendera Pusaka perwakilan sekolahnya. Nono aktif dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan seperti Latihan Kepemimpinan Siswa (LKS) Kota Surabaya, Pekan Olah raga Pelajar Daerah (POPDA) cabang Sepak Bola  tingkat Kabupaten dan Provinsi, bahkan pernah ikut Kompetisi Liga Remaja di klub kebangaan arek arek Suroboyo yaitu Persebaya diera 1990 an, ini prestasi yg mengagumkan.

Cita-cita Nono juga tidak muluk-muluk, kelak remaja ini berniat menjadi Atlit Sepak Bola untuk membanggakan keluarganya, “Saya selalu ingat dengan motto hidup yaitu: Hidup itu penuh resiko, mengalah itu tidak akan hidup”. Tambah Nono sambil tersenyum. Tetapi ALLOH SWT mempunyai kehendak lain setelah tamat dari SGO , Nono mencoba   mendaftarkan diri masuk Sekolah Calon Bintara  ( SECABA ) di Komando Distrik Militer Mojokerto tahun 1990 berakhir dengan kegagalan hingga sampai tes Pantukhir Daerah ( Panitia Penentuan Akhir ) di Malang. Nono tidak pernah putus asa, semangat pantang menyerah yang tertanam di dadanya serta mendekatkan diri kapada Sang Pencipta tidak pernah terlupakan. Akhir tahun 1991 tepat bulan September , ada pembukaan pendaftaran SECATA ( Sekolah Calon Tamtama ) Gelombang 2. Nono memberanikan diri untuk mendaftarkan masuk Secata dan keberhasilanpun diraihnya masuk pendidikan Secata. Pendidikan Secata dijalaninya selama empat bulan dan melanjutkan ke kecabangan Infanteri 3 bulan. Selesai melaksanakan pendidikan militer Nono dilantik menjadi Prajurit Dua dan ditempatkan di Bataliyon Infanteri Lintas Udara 328/Dirgahu Kujang I kostrad di Cilodong Depok, Jawa Barat, Tahun 1996 Nono saat itu berpangkat Prajurit Satu ( Pratu) memberanikan diri untuk melepas lajangnya dan menikahi gadis cantik bernama Lis Setiyawati dari pernikahan itu dikaruniahi 1 putra dan 2 putri. Anak pertama Bernama Dian Fajar Anggria berusia 17 tahun kuliah di UNJ ( Universitas Negeri Jakarta ) semester satu, anak yang no dua Devik Aditya Ramadhani berusia 13 tahun masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 116 Sunter Agung Jakarta  Utara duduk   kelas Tiga,       yang bungsu bernama Devita Nabilla E masih kelas empat di Sekolah dasar Negeri, ucap Letda Inf  Nono Sanyoto.

Berdinas di Yonif Linud 328 banyak pengalaman yang di dapat, baik penugasan dalam negeri maupun luar negeri, Penugasan luar negeri diantaranya  latihan gabungan dengan tentara Malaysia ( MALINDO ), tentara Autralia dan Singapura sedangkan penugasan dalam negeri diantaranya Timor timur, Pembasan sandera di Timika Papua tahun 1995-1996, Tanah Rencong dan Perbatasan Entikong tahun 2012. Menjadi seorang militer adalah menjadi kebanggaan dan tumpuan Keluarganya semenjak di tinggal Ayahnya menghadap sang Illahi pada Usia 6 tahun lalu. Tahun 1998 Saya diberi kesempatan untuk mengikuti seleksi Sekolah Calon Bintara di Komando Daerah Militer Jaya Raya ( KODAM JAYA ) dan menjalani pendidikan selama Lima bulan, dilantik menjadi Sersan Dua tahun 1999.

Tahun 2007 Nono dipindah tugaskan ke Makostrad yaitu di Satuan Penerangan KOSTRAD ( Komando Cadangan Strategis TNI AD ) dengan jabatan Bintara editing vedio. Menjadi seorang editor video tidaklah mudah, banyak yg harus di kuasai termasuk harus bisa mengoprasinalkan komputer dan juru kamera ( kameramen ). Kursus kursus dan pelatihanpun dikuti untuk menambah pengalaman guna mendukung tugas tugas seorang editor vedio. Tahun 2011  saya di beri kesempatan oleh Kapen Kostrad untuk mengikuti tes Sekolah Calon Perwira tapi mengalami kegagalan , Tahun berikutnya saya mengikuti seleksi test SECAPA  dan Alhamdulillah ALLOH SWT meneberikan kesempatan mengikuti pendidikan Secapa di Lembang Bandung,  Jawa Barat menjalani pendidikan 7 bulan dan dilanjut kan Pendidikan Dasar Kecabangan ( DIKSARCAB ) Lima bulan di daerah Cipatat Jawa Barat, setelah lulus dari  Diksarcab Saya ditempatkan di Kostrad, masuk satuan Kostrad harus mengikuti tradisi Kostrad yaitu Tradisi Sangga Buana Selama 4 bulan, ” setelah tradisi dijalani, saya mendapatkan surat perintah untuk bertugas kembali di Satuan Penerangan Kostrad ucap Nono sambil senyum bahagia.

Menjadi seorang militer merupakan kebanggan  tersendiri dan keluarga, dulu Nono  mempunyai cita-cita menjadi seorang pemain sepak bola ternyata sekarang menjadi seorang Perwira Penenrangan Kostrad dengan berpangkat letnan Dua, manusia boleh berencana tapi Tuhanlah yang menetukan jalan hidup kita. merupakan perjalanan panjang  pengabdianya di Kostrad diawali dari pangkat prajurit dua   sampai berpangkat letnan Dua saat ini. Hampir 22 tahun bertugas diKostrad menjadi kebanggaan pengabdian kepada Negara dan Bangsa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun