Mohon tunggu...
Iwan Permadi
Iwan Permadi Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja kreatif televisi dan Guru Bahasa Inggris

a freelance tv creative

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Misi Pasukan Garuda 5 di Vietnam Selatan

6 November 2019   16:35 Diperbarui: 24 Juni 2021   15:19 1574
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengetahui Misi Pasukan Garuda 5 di Vietnam Selatan (dok. istimewa)

Peran pasukan perdamaian Indonesia dengan tugas untuk memelihara perdamaian di negara-negara yang sedang berkonflik sudah terkenal di dunia sebagai pasukan angkatan bersenjata yang netral dan cinta damai. Hal ini dibuktikan dengan kepercayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) kepada TNI/ABRI dari sejak penugasan di Mesir tahun 1957 hingga kini di Libanon.

dok. istimewa
dok. istimewa
Khusus penugasan di Vietnam Selatan 1973-1974 (45 tahun tahun lalu) ada tiga pasukan perdamaian TNI yang dikirimkan kesana yaitu Garuda 4 (IV), Garuda 5 (V) dan Garuda 7 (VII), sementara Garuda VI dikirim ke Timur Tengah. Garuda 4 (IV) bertugas dari 28 Januari- 13 Agustus 1973. 

Khusus Garuda 5 setelah melalui latihan selama sebulan di daerah Cilodong, Bogor diberangkatkan ke Vietnam dalam lima gelombang dimulai tanggal 21 July 1973 di Bandara Halim Perdanakusuma dan dilepas oleh Ketua G III HANKAM, Brigjen TNI Susilo Sudarman.

Baca juga :KompasTV dan Pasukan Perdamaian PBB

dok. istimewa
dok. istimewa
Gelombang kedua keberangkatan tanggal 28 July 1973 dimana Ketua MISRIGA Duta Besar (Dubes) H.R.Dharsono untuk Khmer dan Komandan Kontingen Garuda (Konga) V Brigjen TNI Harsoyo ikut serta. 

Pemberangkatan Garuda 5 gelombang ini dilepas Menteri Pertahanan Keamanan Panglima Angkatan Bersenjata RI, Jenderal Maraden Panggabean. Gelombang terakhir diberangkatkan pada 18 Agustus 1973. Garuda 5 bertugas di Vietnam selama 9 (sembilan) bulan dari Agustus 1973 hingga April 1974.

dok. istimewa
dok. istimewa
Pada penerbangan ke Vietnam Selatan, Kontingen Garuda (Konga) V menggunakan pesawat Hercules C-130 milik AURI dan memakan waktu empat jam dan mendarat di Bandara Tan San Nhut Airbase, Saigon (Ibu kota Vietnam Selatan). Orang Vietnam menyebutkan dengan istilah "Chicken four go back and chicken five come" , entah ini lelucon, ejekan atau pujian?

dok. istimewa
dok. istimewa
Misi Garuda 5 kelanjutan dari Garuda 4 yang diberangkatkan sebelumnya sebagai amanat hasil persetujuan genjatan senjata di Paris antara pihak-pihak yang bersengketa yaitu Vietnam Utara, Vietnam Selatan, Amerika Serikat dan Pemerintah Revolusioner Vietnam Selatan. 

Dibentuklah Komisi Pengawas Internasional agar genjatan senjata berjalan dengan baik yang dinamakan ICCS (International  Commission Control and Supervision).

Baca juga : Kejanggalan dalam Penahanan Pasukan Perdamaian Indonesia

dok. istimewa
dok. istimewa
Negara-negara yang ditunjuk sebagai anggota ICCS adalah Indonesia, Kanada, Polandia dan Hongaria.  Namun sejak 31 July 1973, Kanada menarik diri dan digantikan oleh Iran yang baru bisa aktif Oktober 1973.

Persiapan tim pasukan Garuda V di Cilodong, Bogor dipusatkan di kompleks KOPUR LINUD 16/ KOSTRAD. Proses penggemblengan ini meliputi tes kesehatan, ceramah dan pelajaran dasar sebagai pasukan perdamaian dibawah ICCS di Vietnam Selatan.

Seperti yang dilaporkan oleh Brigjen Harsoyo sebagai Komandan Garuda 5 dalam buku kenang-kenangan Garuda 5 selama melaksanakan tugas sebagai pengawas internasional, Garuda V bersikap netral alias tidak memihak namun di lapangan, pasukan perdamaian lain (Polandia dan Hungaria) bersikap sebaliknya dengan mendukung pihak lain (Vietnam Utara), mungkin saat itu mereka berpaham sama, komunis yang berkiblat ke Uni Soviet (Rusia).

Brigjen Harsoyo melanjutkan kedua negara tersebut terang-terangan membela Vietnam Utara baik tingkat pertemuan regions, subregions dan di markas besar (headquarters). 

Buktinya bila ada pelanggaran gencatan senjata yang dilakukan Vietnam Utara, dua negara blok timur itu (dulu Pakta Warsawa) tidak mau hadir, jadi yang hadir hanya Indonesia. Mungkin ini yang membuat Kanada menarik diri dari ICCS dan kemudian digantikan Iran.  

Hal-hal yang menguatirkan saat bertugas di Vietnam adalah ketika personil Garuda V harus bekerja dan terbang dalam cuaca buruk dengan menggunakan helikopter dan pesawat kecil,  disamping juga harus waspada terhadap ancaman tembakan dari pihak yang berkonflik di darat. 

Pasukan Garuda 5 menjadi saksi banyaknya korban perang diantara rakyat Vietnam saat itu yang meliputi anak-anak kecil yang terkena pecahan bom, dan rakyat yang tak berdosa banyak yang tewas.

Baca juga : Prajurit TNI Jalankan Misi Pasukan Perdamaian di Dafur

Pasukan Garuda 5 ditempatkan di tujuh (7) region dari kota Hue (Region 1) hingga kota Can Tho (Region 7). Sebagai pengawas genjatan senjata banyak kegiatan yang dilakukan anggota Pasukan Garuda 5 selain mengobservasi pelanggaran perjanjian seperti rusaknya jembatan karena dibom, pesawat yang ditembak jatuh, kilang minyak terbakar karena diroket, penyerahan tawanan perang, disamping banyak hal positif lainnya.

Namun faktanya sepertinya genjatan senjata yang terjadi antara kedua belah pihak yang bertikai membuktikan kegiatan ini "hanya untuk mengumpulkan kekuatan" untuk berperang lagi. Dan itu terbukti dengan jatuhnya Saigon pada tahun 1975 menjadi akhir dari cerita genjatan senjata ini, karena pada akhirnya Vietnam Selatan tunduk ke Vietnam Utara, dan sekarang menjadi Vietnam yang berpaham komunis.

Hal yang paling penting mungkin kita bisa ambil pelajaran disini , betapa mulia dan hebatnya para ayah, kakek atau buyut dari pembaca yang kebetulan menjadi anggota Kontingen Garuda (Konga) baik yang sudah bertugas maupun yang sedang bertugas, dan ini membuktikan bahwa bangsa dan rakyat negeri ini sangat mencintai perdamaian dan itu tercermin dari tentaranya hal yang berbeda mungkin dengan anggota kontingen penjaga perdamaian (peacekeeper) negara lain yang punya misi "ada udang dibalik batu".

Sudah layaklah, Pasukan Perdamaian Garuda Indonesia diusulkan menjadi Pemenang Hadiah Nobel Perdamaian karena kiprahnya yang luar biasa. Bravo TNI/ABRI.

"People sleep peaceably in their beds at night only because rough men stand ready to do violence on their behalf." (Orang bisa tidur dengan damai di peraduannya karena ada tentara/polisi yang kuat dan hebat menghadapi ancaman/musuh diluar) George Orwell

Dari sejumlah sumber

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun