Mohon tunggu...
Iwan Permadi
Iwan Permadi Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja kreatif televisi dan Guru Bahasa Inggris

a freelance tv creative

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Film "Dunkirk" dan Peran Sutradara

10 Januari 2019   07:35 Diperbarui: 10 Januari 2019   08:22 562
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Peran sutradara yang juga bisa menulis skenario ternyata mampu memberikan arah bagaimana sebaiknya pesan yang dibuat dan direncanakan dapat workable ketika dieksekusi berdasarkan kesan yang didapat penonton, artinya pesan dan kesan nyambung.

Film ini ternyata merupakan produksi bersama antara Inggris, AS, Belanda dan Perancis dengan biaya sekitar 100-150 juta dollar AS namun mampu menghasilkan 527,3 juta dollar AS untuk pemasukan dari seluruh dunia. Film ini masuk kategori film perang dunia ke 2 yang paling besar pemasukannya dan melebihi Saving Private Ryan (karya Tom Hanks) yang 'hanya" menghasilkan 481,8 Juta dollar AS.

Yang menarik dari film ini figur tentara Jerman, Prancis, dan PM Inggris Winston Churchill tidak ditampilkan, sepertinya sutradara ingin lebih fokus ke  inti filmnya (lebih objektif) sementara pemilihan Harry Styles (personil One Direction) menjadi serdadu bernama Alex lebih karena wajahnya dianggap old-fashioned atau muka masa lalu, Lol.

Hal lain yang kurang otentik dari film ini kota Dunkirk sdh hancur saat evakuasi terjadi, tapi dari aerial shot pesawat masih terlihat "agak bagus", dan lainnya adegan evakuasi lewat kapal-kapal kecil ini ternyata pada kejadian sesungguhnya ternyata banyak gangguan cuaca dan cukup sulit ketika melakukan evakuasi. 

Namanya juga film, manipulasi visual terasa biasa karena cuaca buruk dienyahkan dan diganti dengan suasana cuaca yang bersahabat sehingga enak buat ditonton seperti  halnya juga berlaku untuk film action lainnya dimana kaca yang pecah karena dipukul ternyata bukan kaca asli tapi imitasi yang lebih ringan sehingga tidak berbahaya, batu bata diganti styrofoam, dan meja jati diganti dengan triplek sehingga tidak melukai aktornya ketika jatuh.

Walaupun sukses, film ini dikritik karena kurangnya peran karakter wanita serta dianggap "drama" film ini kurang maksimal digarap karena kurangnya jumlah dialog yang ditampilkan.  Mungkin saja kalau Produsernya dari Hollywood aspek heroine (pemeran utama wanita) akan dimaksimalkan dengan pendekatan sensual dan menjadi drama perang yang lebih menggigit.

Dari sejumlah sumber

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun