Mohon tunggu...
Iwan Permadi
Iwan Permadi Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja kreatif televisi dan Guru Bahasa Inggris

a freelance tv creative

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Paskibraka dan Tantangan Pendidikan Saat Ini

18 Agustus 2018   14:06 Diperbarui: 18 Agustus 2018   14:17 796
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melihat proses latihan dan penampilan Paskibraka(Pasukan Pengibar Bendera Pusaka) saat peringatan hari kemerdekaan 17 Agustus setiap tahunnya, kita disuguhi atraksi yang tidak hanya menarik tapi juga khidmat karena penuh hikmah. 

Menyaksikan tayangan di televisi saat Paskibraka yang dengan prima mengibarkan sang saka Merah Putih di Istana Merdeka , kita seperti diajak melakukan perjalanan panjang dan berat tim baris-berbaris ini dan mendapatkan kesimpulan bahwa tidak ada sukses yang bisa dihasilkan dengan instan dan otomatis. Sepertinya terlihat mudah  melihat tim pasukan yang terdiri dari pasukan 17, pasukan 8 dan pasukan 45 melakukan tugasnya sehingga mampu memukau penontonnya baik off air maupun on air, walaupun tidak seperti itu kenyataannya.

Lantas pelajaran macam apa yang seharusnya kita bisa dapatkan dari perjuangan para remaja belasan tahun yang rata-rata kelas 10 & 11 SMA ini mampu pertontonkan? Tidak lain kedisiplinan, kerja keras, kerja cerdas, patuh kepada aturan, mengikuti aturan permainan (rule of the game), kreativitas, agamis dan inovasi sehingga mampu menghasilkan tim para pelajar pilihan ini yang bergerak tegap, rapi dan mampu menjalankan tugasnya dengan sempurna. Hasil kerja sama  siswa, sekolah, tim pelatih dan departemen dari pemerintahan terkait mampu menghasilkan cerminan bagaimana seharusnya keberhasilan itu dirancang.  

Paskibraka adalah oase kecil di tengah carut marutnya dunia pendidikan negeri ini yang terus terang masih harus kita maklumi masih kurang adil bagi mereka yang tinggal di pedesaan/terisolir dan jauh dari pusat pemerintahan dan juga bagi yang tidak mampu karena kesempatan besar dan luas terbatas bagi yang mampu dalam pendanaan. 

Paskibraka menjadi melting pot alias pertemuan para siswa terbaik dari seluruh Indonesia untuk unjuk kebolehan tidak hanya otot tapi juga otak karena didalam jiwa sehat terdapat kecerdasan yang kuat dan mentalitas yang matang.

Memperhatikan  tantangan pendidikan Indonesia saat ini adalah bagaimana membuktikan dana besar pendidikan yang digelontorkan pemerintah, isu yang juga sering disentil oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani, berbanding lurus dengan kualitas pendidikan yang dihasilkan. Bagaimana juga dengan dana trilyunan untuk kesejahterahan guru sebanding dengan kreativitas para guru dalam mendidik dan mencerdaskan murid-muridnya.

Pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab bukan hanya dengan permintaan fasilitas sebanding namun mampu melakukan rekayasa kreatif-inspiratif agar mentalitas terus belajar tetap istikomah dijalankan baik dalam pengawasan atau tidak oleh guru, dekat atau jauh domisili siswa dari fasilitas pendidikan, serta minim atau tercukupinya kebutuhan pendidikan.

Dan sebagai jembatan disinilah peran orang tua sangat penting dalam membimbing putra-putrinya tidak hanya lewat larangan dan aturan namun juga teladan dan contoh yang inspiratif. Budaya suap yang dilakukan saat di jalan, budaya berbohong saat dihubungi orang, dan budaya melindungi anggota keluarga yang salah akan memberikan pelajaran hidup yang memberikan pengaruh negatif kepada para siswa ini dalam menjalankan perjalanan hidupnya kelak.

Kerjasama yang baik antara orang tua dan guru akan menghasilkan simbiosis mutualisme yang saling menguntungkan sehingga memudahkan memberikan garis lurus bagaimana seharusnya arah dan patokan hidup siswa dirancang. Bukankah sukses di saat muda tidak salah? Tapi sukses apa dulu? Selain karir juga kualitas spiritual dan kepekaan dalam menjalankan kearifan lokal akan sangat baik tetap terjaga. 

Budaya mencium tangan kanan orang tua dan guru tetap dijalankan namun jangan dijadikan ritual etalase yang kehilangan makna karena sekolah harus terus menumbuh-kembangkan kreativitas, inovasi dan kemandirian siswanya dalam bersikap dan bertindak sebagai manusia yang merdeka, berdaulat, berdemokrasi dan menjujung tinggi keberadaban.

Selamat Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia ke 73.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun