Mohon tunggu...
Iwan Permadi
Iwan Permadi Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja kreatif televisi dan Guru Bahasa Inggris

a freelance tv creative

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Tell me about Yourself!" Bukan Ceritakan Biografi Anda!

26 September 2017   15:04 Diperbarui: 26 September 2017   15:10 4834
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam tahapan wawancara (interview) setelah melewati beberapa test tertulis, pada perusahaan asing atau multi-nasional, umumnya pertanyaan awal yang sering ditanyakan pihak divisi sumber daya manusia (human resources) kepada pelamar (applicant) adalah "Tell me about yourself". Arti pertanyaan ini kalau tersuratnya "ceritakan siapa diri anda" namun yang tersirat, dan justru paling penting, maksudnya adalah "siapa anda dan apa manfaat anda atau keuntungan macam apa yang anda bisa ciptakan dan kembangkan untuk perusahaan ini?".

Dari beberapa catatan yang saya dapatkan dari berbagai literatur menyebutkan, yang diharapkan jawaban dari pertanyaan ini adalah rentetan prestasi dan peran apa yang pernah anda lakukan dan apa kira-kira benefitnya buat perusahaan yang sedang anda lamar ini? Jadi si pelamar harus "peka" dan paham bahwa si penanya (interviewer) tidak menanyakan riwayat hidup , keluarga dan cita-cita anda. Dan jawaban yang sangat diharapkan dari yang ditanya (interviewee) bagaimana fasih dan lancarnya dia bicara tentang dirinya (articulate), kepercayaan diri, dan kesan visual baik bahasa tubuh, kontak mata dan penampilan macam apa yang ingin dia berikan. (I want to see how articulate they are, how confident they are and generally what type of impression they will make on the people with whom they come into contact on the job)

Bagi sebagian pelamar melewati tahapan ini sulit namun bagi mereka yang sudah memiliki kiatnya, inilah momen dan saat yang tepat untuk memperlihatan "kekuatan" (strength) anda. Kesan positif akan anda dapatkan bila anda menganggap proses ini sebagai "showtime" seperti highlights (cuplikan menarik potongan klip atau thriller sebuah film), dimana bagian paling menariknya anda tampilkan. Pada dasarnya tumpukan kertas atau informasi tertulis tentang anda, tidak ada gunanya bila anda tidak mampu menerjemahkannya menjadi sesuatu yang punya nilai jual bila gagap dan tidak percaya diri saat melewati proses pertanyaan ini.

Kesalahan merespon pertanyaan ini adalah ketika pelamar justru menanyakan kembali ke si penanya, "Apa yang bapak/ibu ingin tahu tentang saya?" Bila sampai ini dilakukan, penanya menganggap anda tidak siap dengan pertanyaan ini dan bisa mengurangi nilai tahapan interview anda. Sebaliknya respon yang benar pada pertanyaan ini adalah menjawab dua hal penting yang diinginkan penanya yaitu objek atau hal yang menjadi  'perhatian dan penting' baginya, selain pencapaian paling essential anda yang tentu saja ada hubungannya dengan jabatan yang anda lamar dan perusahaan ini.

Menurut Jane Cranston, a career coach (seorang pembimbing karir) dari  New York, "The biggest mistake people being interviewed make is thinking the interviewer really wants to know about them as a person". (Kesalahan terbesar pelamar adalah menjawab pertanyaan ini seolah-olah kami ingin menanyakan riwayat hidup dia seperti dimana dan kapan dia lahir)

Jane menambahkan : "The interviewer wants to know that you can do the job, that you fit into the team, what you have accomplished in your prior positions and how can you help the organization." (Penanya ingin mendapatkan informasi apakah pelamar mampu dengan pekerjaan/jabatan itu, bagaimana bisa beradaptasi dengan tim , pencapaian apa yang telah didapatkan sebelumnya dan bagaimana pelamar dapat membantu/memberikan keuntungan kepada perusahaan ini).

Pembimbing karir lainnya seperti Nancy Foxdari Fox Coaching Associates, mengatakan kunci sukses dalam interview adalah mencocokkan kualifikasi pelamar dan penanya, atau dengan kata lain pelamar mampu "menjual" sesuatu yang pembeli ingin "membelinya" (the key to all successful interviewing is to match your qualifications to what the interviewer is looking for. "In other words, you want to be selling what the buyer is buying.")

Most interviewers basically just want us to rephrase the bio. You already know us -- why do you need to interview us? (Mike D)

Ref: Dari sejumlah sumber

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun