Menyaksikan beberapa iklan Donald Trump selama masa kampanye melawan Hillary Clinton, terlihat betapa fokusnya tim kampanye Trump mencecar pemilih rakyat AS untuk tidak memlih Hillary. Hal yang sama juga dilakukan Hillary kepada Trump, namun faktanya hasil pemilihan presiden (Pilpres) Amerika Serikat (AS) memperlihatkan banyak negara bagian berwarna merah (Republik) daripada biru (Demokrat).  Apa yang membuat rakyat AS begitu terpukau dengan Donald Trump, pengusaha sukses yang doyan berhutang, suka melecehkan perempuan, pengemplang pajak dan orang yang alergi dengan imigran dan perdagangan bebas?
Saya mencatat ada tiga hal yang sangat mendasar dari keberhasilan Trump yang mampu memikat banyak pemilihnya terutama para swing voters, walaupun pilpres AS tahun ini paling sedikit peminatnya (131 juta golput atau 46.6 persen ). Pertama adalah kata "CHANGE" (Perubahan). Kata ini sebenarnya sangat melekat dengan kata yang digunakan Barack Obama saat pertama memimpin AS pada pilpres tahun 2008 - yang bermakna ganda. Yang kesatu berubah dari Partai Republik yang doyan perang (George W Bush Jr) ke Partai Demokrat yang penuh cinta, kasih sayang, sosial dan kemanusiaan. Tidak heran program-program kesejahteraan masyarakat (kesehatan) dan lapangan pekerjaan banyak diciptakan seperti Obama Care dan disahkannya Pernikahan Sejenis secara legal di seluruh negara bagian. Yang kedua perubahan persepsi mereka tentang warga kulit hitam, juga mampu menjadi Presiden AS, naik kelas dengan persepsi selama ini sebagai warga inferior/kelas dua, karena asal mereka dari budak pada tahun 1800an. Â
Namun kata Change ini tidak dipakai lagi oleh Hillary, karena Hillary paham, selain karena penghormatan dan penghargaannya kepada sejawatnya Obama dan Partainya sendiri, tidak tepat kata ini digunakan karena dia bagian dari pemerintahan Obama juga.. Artinya persepsi pemilih AS benar, bahwa Hillary cuma akan meneruskan program yang sudah digagas oleh Obama jadi NO CHANGE! Â
Disinilah Trump dan tim kampanyenya menggunakan kata ini sebagai password yang mengunci penonjolan dirinya sebagai seseorang yang mampu mengubah Amerika menjadi besar lagi yaitu Trump Makes America Great Again!  Fakta di lapangan menunjukkan banyak rakyat AS tidak suka dengan program yang dijalankan Obama saat ini - hilangnya lapangan kerja, defisit neraca perdagangan dan ikut membiayai pasukan AS yang menjaga keamanan di dunia seperti di Jepang, Korea, Eropa dan Arab (lewat pajak yang didapat dari rakyat)Â
Hal kedua kata kunci lainnya adalah MOVEMENT (Gerakan). Kata ini sangat kuat dalam membingkai suatu akselerasi (percepatan) terutama bagi para pengangguran karena faktanya banyak pekerja asli Amerika dikalahkan oleh para pendatang (imigran) yang sanggup bekerja lebih lama dengan pendapatan lebih sedikit.Â
Movement ini sama kuatnya dengan Change mampu menggerakkan persepsi bahwa Amerika bisa besar dan sukses lagi dengan banyaknya lapangan pekerjaan untuk pekerja asli Amerika. Para pengangguran ini jelas tidak peduli apakah gerakan menentang Pasar Bebas itu seperti membunuh ide Amerika sendiri, yang penting mereka ingin segera bekerja, mendapatkan jaminan sosial memadai dan bisa eksis lagi menjadi negara terkemuka secara militer dan ekonomi.Â
Hal ketiga yang menjadi kata kekuatan iklan politik Trump adalah penekanan (stressing) pada kata Corruption (yang dituduhkan kepada Hillary Clinton lewat Yayasan Clinton) dan National Security (dengan melarang imigran muslim masuk ke AS,, memerangi ISIS serta penghilangan email (careless/ceroboh).
Lewat kata Corruption dengan menggambarkan dana yang diperoleh dari sejawat dari seluruh penjuru dunia) lalu menerima Hedge Funds (dana yang dikumpulkan dari nasabah yang biasanya berasal dari lapisan atas, dikelola secara privat (sehingga tidak dibatasi oleh aturan-aturan investasi layaknya suatu reksa dana)  sebesar 48.5 juta dollar lewat grafis yang sangat meyakinkan.Â
Sedangkan melarang imigran muslim ada kaitannya dengan banyaknya kasus pengeboman di negeri ini seperti yang dilakukan oleh simpatisan ISIS di Orlando dan di New York-sangat relevan dengan kata-kata Trump saat kampanye, bahwa terorisme erat kaitannya dengan Islam/Muslim (sesuatu yang dibantah oleh Presiden Obama dan Hillary).Â
Khusus bagi para pengangguran/orang miskin hal tentang  sumbangan Hedge Funds sebesar itu membuat mereka "sakit hati" dan tentu saja lebih memilih Trump (yang jadi wiraswasta sukses dan menerima dana itu lebih sedikit).
Change, Movement dan Corruption/National Security jelas kata-kata kunci  yang mematikan iklan politik Hillary yang lebih menekan Trump sebagai pribadi bukan kepada kebijakan. Ironisnya kata-kata yang sangat tajam yang dikeluarkan Obama dan Hillary ternyata tidak nyangkut di pemilih AS adalah, Trump tidak layak jadi Presiden AS.Â