Mohon tunggu...
Iwan Permadi
Iwan Permadi Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja kreatif televisi dan Guru Bahasa Inggris

a freelance tv creative

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Pelatihan Kurikulum 2013 yang Mengesankan

30 Mei 2016   14:23 Diperbarui: 30 Mei 2016   14:34 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kurikulum 2013 yang disingkat dengan Kurtilas memang perlu pelatihan yang memadai kepada para guru mata pelajaran bersangkutan agar pesan dan kesannya sampai ke anak didik dengan baik. Pelatihan yang dilakukan untuk meningkatkan kompetensi lulusan, isi pelajaran dan  proses pembelajaran ini dilakukan dengan pendekatan scientific (ilmu pengetahuan). Begitulah kesan saya menghadiri acara pelatihan ini sebagai salah satu peserta di SMP 45 Cengkareng Jakarta Barat

Latar belakang dibuatnya Kurtilas tidak lain untuk mempersiapkan anak didik menghadapi tantangan jaman yang semakin dinamis dan cepat sehingga mereka pada akhirnya kelak mampu bersaing dengan anak-anak dari negeri lain yang pemerintahnya sudah menerapkan konsep pendidikan yang kreatif, inovatif dan kompetitif.  Seperti diakui lahirnya Kurtilas adalah untuk memberikan kesempatan kepada banyak siswa mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas membacanya yang kelewat rendah dibandingkan dengan minat baca siswa di negara lain baik di Asean, Asia dan bahkan di dunia. Seperti diketahui kemampuan membaca itu adalah kemampuan inteligensia paling tinggi dibandingkan mendengar radio apalagi menonton televisi karena lewat membaca kemampuan imajinasi dan logika berpikir dapat dikembangkan dengan lebih baik.

Pendekatan Scientific memang akan menitik-beratkan anak-anak menjadi lebih melek literasinya , sebagai  inti dari keberhasilan pendidikan saat ini yang sarat dengan teknologi dan ilmu pengetahuan. Dan ini hanya bisa dicapai bila metode pengajaran yang dilakukan tidak lagi one way communication (komunikasi satu arah) dimana guru/dosen hanya menjadi satu-satunya sumber ilmu pengetahuan. Kurtilas merangsang adanya simbiosme mutualisme dimana Sekolah (Guru,Kepala Sekolah, dan Pengawas Sekolah) serta siswa mampu menjadi rekan sama tinggi dalam mendaki jenjang ilmu pengetahuan. Guru makin kreatif mengajar sementara siswa makin mandiri dan inovatif dalam berkreasi/berketerampilan.

Dalam Rencana Program Pembelajaran (RPP), guru menjadi dirigen dalam mengedepankan pendekatan scientific agar mampu merangsang siswanya menemukan "ilmu" tadi lewat observasi, mengumpulkan informasi, mempraktekkannya dan terakhir memilikinya dengan mengembangkan hal lainnya sehingga ilmu tadi tidak statis seperti di textbook tapi berkembang menjadi kreasi lain yang punya nilai tambah. 

Namun di sisi yang lain Kurtilas yang banyak menempatkan guru sebagai fasilitator alias middle man yang serba tahu ini menggunakan multimedia baik video, audio,slides,computer,internet sebagai gimmick dan jembatan informasi janganlah sampai cuma jadi escape tools (alat penyelamat) guru dari ketidak-tahuan akan materi yang diajarkan.  Karena lewat Kurtilas posisi Guru tetaplah haruslah jadi panglima yang membentuk anak didiknya menjadi pribadi yang komplit dimulai dari santunnya sikap, luasnya pengetahuan dan tebalnya kinerja keterampilan yang kelak dimilikinya.

Harapannya Kurtilas tidak hanya berhenti demi terciptanya manusia Indonesia baru yang terdidik dan punya mental baru yang telah direvolusi, tapi juga aspek lainnya yaitu mereka mampu melakukan revolusi perubahan makna dari pendidikan itu sendiri yaitu Memanusiakan Manusia. Lewat Kurtilas janganlah pendidikan hanya dinilai dari pencapaian angka atau materi nyata yang sifatnya non pendidikan, namun seharusnya mampu mendidik manusia Indonesia yang peka pada permasalahan bangsa, ikut serta dan terampil memecahkan masalah bangsa dengan tetap menghargai nilai budaya lokal serta terakhir mencintai tumpah darah Indonesia.

Ya semoga Kurtilas tidak terkesan ganti menteri ganti kurikulum, jadi perlu ada mekanisme assesment (penilaian) dan evaluasi agar terus bisa disempurnakan.

The mediocre teacher tells. The good teacher explains. The superior teacher demonstrates. The great teacher inspires.”

― William Arthur Ward

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun