Mohon tunggu...
Iwan Permadi
Iwan Permadi Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja kreatif televisi dan Guru Bahasa Inggris

a freelance tv creative

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Menjadi Pengawas UN SMP 2016

12 Mei 2016   23:59 Diperbarui: 14 Mei 2016   09:24 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Empat hari terakhir menjadi pengawas Ujian Nasional SMP di Jakarta Barat merupakan pengalaman tak terlupakan bagaimana seriusnya panitia menjadikan ajang Ujian Nasional sebagai event tahunan yang harus terselenggara dengan baik dan lancar.

Ada empat mata pelajaran yang diujikan berurutan dari Senin hingga Kamis (Bahasa Indonesia, Matematika, Bahasa Inggris dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Dan tergantung berapa jumlah siswanya, yang maksimal hanya boleh diisi oleh 20 orang peserta dan bila ada sisanya katakan 12 atau 15 orang akan dikumpulkan dalam ruang yang lain.

Pengalaman saya menjadi pengawas di sebuah SMP Swasta yang siswa kelas 9 nya hanya 32 orang, ada dua ruangan disediakan yaitu Ruang 1 : 20 orang dan Ruang 2 : 12 orang. Nomor Ruangan ternyata penting ketika hasil lembar jawaban ujian nasional (LJUN) dikumpulkan baik pada daftar hadir siswa, berita acara, dan amplop lembar jawaban harus secara jelas mencantumkan Ruang Nomor berapa hasil ujian nasional itu dikumpulkan.

Durasi UN rata-rata 2 jam (120 menit) dari 4 pelajaran yang diujikan, dan dari keempat mata pelajaran itu ada dua yang dianggap siswa lebih mudah yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris, sementara Matematika dan IPA dianggap cukup sulit, padahal kedua mata pelajaran yang dianggap sulit ini jumlah soalnya masing-masing 40 soal, beda dengan bahasa yang berjumlah 50 soal.

Tugas pengawas selain membuka segel soal yang juga sekalian lembar jawabannya, menuliskan berita acara, pakta integritas dan daftar kehadiran dengan nama-nama siswa beserta sandi komputer yang mereka miliki sesuai dengan kartu tanda ujian. Artinya nama-nama yang tercantum dalam daftar hadir harus sesuai dengan kartu ujian semisal huruf Y dan I itu harus jelas tercantum pembedanya. Pengawas juga harus menanda-tangani secara lengkap dari berita acara baik pengawas 1 dan 2 , pakta integritas, daftar kehadiran dan amplop pengembalian berisi lembar jawaban.  Tanda-tangan di amplop ini harus ada dua sesuai dengan dua segel yang ditempelkan dan mengenainya. 

 Hal-hal lain yang menarik tata tertib mengikuti UN dibacakan sebelum test dimulai dan aturannya sama dengan aturan UN sebelumnya dan bahkan ada sosialisasi saat try out untuk mematuhi aturan yang ada. Setiap peserta harus menggunakan pensil 2B dan membawa perangkat penghapus, bolpoin dan serutan sendiri-jadi pinjam meminjam antar siswa dilarang. Yang unik setiap lembar soal dan jawaban itu satu kesatuan, untuk itu tidak hanya lembar jawaban, tapi juga lembar soal dikumpulkan walaupun ini untuk dijaadikan arsip sekolah, sebab setiap lembar jawaban oleh siswa x akan sesuai dengan lembar soal yang diterima siswa x. Untuk menghindari siswa mencontek rupanya setiap siswa mendapatkan materi soal yang berbeda-beda namun tetap dalam tema yang sama.

Dilihat dari antusiasme mereka melakukan UN banyak dari mereka sadar diri untuk tidak memaksakan diri bila kemampuan tidak ada untuk masuk ke sekolah negeri terutama SMA Negeri favorit yang menginginkan nilai NEM yang cukup tinggi. Banyak dari mereka sudah ancang-ancang di sekolah swasta lainnya bila hasil UN tidak memuaskan dan mereka kalah bersaing mendapatkan kursi di sekolah negeri.

Pengumuman UN SMP akan dilaksanakan rencananya pada 11 Juni 2016. dan bagi mereka yang sudah mempersiapkan diri dengan hati-hati, seksama dengan dibarengi latihan dan kerja keras, besar kemungkinan akan mendapatkan NEM tinggi dan peringkat di Sekolah Negeri akan didapat. Artinya si siswa mulai bisa sekolah tanpa biaya tinggi yang mereka sudah lakukan di SMP Swasta. 

Pengawas UN haruslah para guru yang bukan guru mata pelajaran yang diujikan untuk menghindari konflik kepentingan. Pengawas pun harus patuh pada aturan dan tidak boleh seenaknya memberikan penilaian dan keputusan yang salah. Contohnya bila pada hari itu dijadwalkan ada mata pelajaran Matematika, dan ketika soal yang dibuka bukan pelajaran itu, pengawas wajib memberitahukan kepada panitia. Pernah terjadi seorang pengawas yang terlampau pede memberikan keputusan untuk tetap melanjutkan ujian mata pelajaran yang seharusnya tidak diujikan pada hari itu, sudah diprotes siswa pula tapi tidak bergeming dan akhirnya yang bersangkutan mendapatkan sanksi berat untuk tidak sekali-kali dalam hidupnya berhubungann dengan UN. 

Berikutnya apakah UN masih relavan dengan kemajuan pengetahuan siswa SMP? Saya pikir masih relevan karena disinilah para siswa mendemonstrasikan kalau mereka bukan jago kandang tapi jago nasional!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun