Mohon tunggu...
Iwan Permadi
Iwan Permadi Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja kreatif televisi dan Guru Bahasa Inggris

a freelance tv creative

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Akhlak Rasulullah vs ISIS/NIIS

24 Desember 2015   06:56 Diperbarui: 24 Desember 2015   08:36 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW yang jatuh setiap tanggal 12 Rabiulawal, kita selalu diingatkan untuk terus menjaga dan memelihara kecintaan kepadanya sebagai contoh terbaik umat manusia terutama bagi kaum muslim dan muslimat. Peringatan Maulid Nabi seharusnya tidak penuh gebyar tapi miskin makna, apalagi hanya muncul kulitnya sehingga kedalaman dari perilaku dan tauladan Nabi malah terkikis oleh kemasan yang tidak selaras dengan tujuan awalnya.

Adanya persepsi Islam sebagai agama yang dianut Teroris atau lebih parah lagi dianggap mengajarkan Terorisme dengan melalui gerakan radikal jihad, sangatlah sulit untuk dihapuskan bila umat Islam yang masih menjalankan ajaran dan sunnah Nabi tidak mengcounternya dengan cara yang sesuai dengan apa yang pernah dilakukan oleh Nabi terakhir ini. Gerakan radikal ISIS/NIIS (Negara Islam Irak dan Suriah), dan retorika Donald Trump yang melarang muslim masuk ke AS adalah contoh betapa Islam sebagai way of life yang dianut umatnya mengalami perlawanan dan friksi dengan way of life umat/kaum yang lain. Dan disinilah seharusna umat Islam dan tidak hanya mengandalkan kaum alim ulamanya saja untuk ikut menanggung beban dalam mencerahkan ajaran sebenarnya (original) yang langsung turun dari Allah SWT, Tuhan Semesta Alam, lewat Malaikat Jibril kepada Muhammad. 23 tahun lamanya Nabi berjuang untuk menyadarkan kaum Quraish dari ajaran Jahiliyah yang menyembah berhala untuk berTuhan Satu yaitu beragama Tauhid, dan selama itu pula Muhammad mengalami masa-masa pahit ketika menyebarkan agama ini baik darah dan air mata. 

Apa yang dilakukan kelompok ISIS dengan menembak orang tidak berdosa, membom masjid dan tempat umum, melecehkan kaum wanita dan mengajak orang untuk membenci kaum yang tidak sepaham dengan ajarannya sangatlah jauh dari ajaran Islam dan misi Nabi Muhammad sebagai Pembawa Pesan (The Messenger of the Lord/Allah SWT) dalam "memanusiakan dan memberadabkan kaum yang tersesat".  Kalau melihat sejarah Nabi ketika mulai awal menyebarkan agama Islam hingga sukses , tidak ada aura dendam dan sakit hati, dan itu dicontohkan Nabi ketika kembali ke Mekkah setelah menaklukannya, beliau hadir di kota ini tanpa dendam dengan cara membumi-hanguskan Mekkah. Beliau hanya fokus untuk menghancurkan berhala yang masih ada di Kabah dan melakukan haji Wada (terakhir) sebelum beliau wafat. Islam tidak mengenal dengan cara memporak-porandakan bangunan fisik tapi inti agama ini sanggup menghancurkan hati yang keras seperti batu. 

 “dan balasan kejahatan adalah kejahatan yang setimpal, tetapi barangsiapa yang memaafkan dan membalas dengan kebaikan, pahalanya [yang besar] di tanggung oleh Allah” (Qur’an Surat Asy Syuura, ayat 40). Lewat ayat diatas manusia yang merupakan ciptaan Allah SWT, yang artinya paham benar kelebihan dan kekurangan ciptaanNya, alangkah baiknya memaafkan dan memberikan balasan dengan kebaikan dan bukan dengan cara merusak karena dendam-kalaupun dibalas harus setimpal dan tidak berlebih-lebihan.

Jika kamu disiksa, silahkan kamu balas dengan adil, tetapi kalau kamu bersabar, maka langkah sabar adalah yang terbaik” (Qur’an Surat An Nahl ayat 126). Ayat inipun menunjukkan betapa Agama dan Ajaran Islam apabila mampu dilaksanakan secara baik oleh umatnya memang rahmatanlilamin, anugerah/berkah/kesejahteraan untuk seluruh alam. Karena bisa saja orang yang membenci Islam memang tidak tahu inti dari ajaran ini, sehingga tidak bisa umat Islam mengklaim orang yang tidak paham sebagai pembenci Islam, tanpa lebih jauh mengetahui motif dari pembenci tersebut. 

Demikian sekelumit dasar kisah Rasulullah dalam memberikan pencerahan dalam menyebarkan agama Islam yang penuh kasih, kesabaran dan ketegasan selama 23 tahun, kurun waktu yang sama saat pertama kali ayat Al Qur'an diturunkan hingga terkumpul 114 surat yang diturunkan di Mekah dan di Madinah. Perjuangan Rasulullah yang penuh kasih memang sesuai dengan makna inti dari ajaran Islam yaitu Tauhid (berTuhan satu) hanya kepada Allah SWT, mengikuti perilaku Rasulullah selama hidup (Sunnah Nabi) dan berhubungan baik sesama masyarakat sosial (habluminnanas) disamping tetap mengikuti perintahNya dan menjauhi laranganNya. Selamat Maulid Nabi Muhammad SAW. 

Ref

https://taqiyyuddinalawiy.wordpress.com/2014/01/13/akhlak-dan-sifat-rasulullah-muhammad-saw/

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun