Mohon tunggu...
Iwan Permadi
Iwan Permadi Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja kreatif televisi dan Guru Bahasa Inggris

a freelance tv creative

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Bang Ben Emang Nggak Ada Matinye!

18 Juni 2015   13:54 Diperbarui: 20 Juni 2015   02:43 409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

DKI Jakarta atau Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta itu nama sebuah propinsi dimana suku bangsa yang mendiaminya disebut Betawi.  Bahkan dulu Jakarta saat jaman penjajahan Belanda disebut dengan Batavia...nyerempet-nyerempet Betawilah. Dalam rangka menyambut Ultah Jakarta ke 488 tahun, boleh-boleh saja kita rayakan pesta kembang api atau ke Jakarta Fair, tapi kita juga kudu menghargai tokoh Betawi yang kesohor ini yang telah meninggalkan kita 20 tahun yang lalu.

 

Dan di Jakartalah, khususnya di Kemayoran, pada 03 Maret 1939,lahirlah anak yang kelak menjadi tokoh kesenian dan idola Betawi yang namanya nggak pernah punah karena karyanya dalam memperkenalkan Budaya Betawi dari kelas  pinggiran akhirnya mampu menjadi komoditas kesenian yang dapat dinikmati dan dijual kepada kalangan atas.

 

Bang Ben, begitu sering disebut sebagai nama akrab dan populer memang beken bukan hanya sebagai tokoh komedi, namun juga aktor dan juga penyanyi bersuara bagus. Benyamin Sueb yang merupakan cucu dari tokoh Kemayoran terkenal Haji Ung, pernah meraih dua kali Piala Citra sebagai aktor terbaik pada 1973 dan 1977 dalam film Intan Berduri dan Si Doel Anak Modern, memang jenius dan multi talenta. Sesuatu yang belum ada penerusnya hingga kini di tanah Betawi ini. 

 

Kejeniusan dalam meramu lagu-lagu ciptaannya memang nggak ada matinya. Lirik yang sederhana, cespleng, polos, apa adanya, blak-blakan serta dengan gaya yang jenaka dan mbanyol...kadang-kadang juga "nakal" seperti mewakili komunitas Betawi yang memang berciri-ciri polos, apa adanya, blak-blakan, dan religius. Keterampilan memasukkan langgam gambang keromong yang diambil dari Teater Lenong memang nggak ada duanya.

 

Coba dengar lagu-lagu Bang Ben seperti Item Manis, Biang Kerok, Janda Kembang, Gerimis, Kompeni, Blues Kejepit Pintu, Cong Cong Balincong dan lain-lain seperti mewakili keseharian masyarakat Jakarta (Betawi) yang jago kampung, setan jalanan, ondel-ondel, Kompor Meleduk (sekarang Kompor Gas meledak) dan lain lain. 

 

Jenius tak berarti harus tampang kota, dan itu dibuktikannya dengan gelar muke kampung rejeki kota. Bang Ben terhitung masih muda saat wafat karena baru berusia 56 tahun. Dia sendiri sempat diangkat menjadi Ketua Lembaga Kebudayaan Betawi, cuma sayang keburu meninggal sebelum dilantik. Selain main sebagai Babenya Rano Karno di sinetron Si Doel Anak Sekolahan, Bang Ben juga muncul di acara Benyamin Show dan Begaya FM. Sementara di radio, dia punya radio yang masih on air sekarang bernama Bens Radio.

 

Legacy/warisan Bang Ben yang sekarang ada adalah lagu-lagu Betawi itu lagu-lagu Bang Ben...dan sebaliknya lagu Bang Ben itu lagu Betawi. 

 

Cita-citanya yang belum kesampean adalah mendirikan Taman Mini Betawi di Kemayoran...dan keinginan mayoritas warga Betawi lainnya...ingin Gubernur DKI Jakarta ya orang Betawi. Keinginan yang terasa sulit saat ini karena populasi Propinsi DKI Jakarta saat ini sama banyak atau mungkin lebih banyak pendatangnya dari orang Betawi sendiri. 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun