Mohon tunggu...
Ipar Sang Fajar
Ipar Sang Fajar Mohon Tunggu... Buruh - pekicau

pekicau

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Danke teh Sari Wangi!

3 Mei 2016   21:43 Diperbarui: 3 Mei 2016   22:00 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

tulisan di kemasan teh celup SariWangi (dokumentasi pribadi)

Gak sengaja ketemu sama tulisan ini saat nge-teh kemarin pagi. Tulisannya kecil sekali, tapi kalau mata kamu normal, gak perlu kaca pembesar untuk membacanya. Cukup jongkok sedikit andai kamu bikin teh nya di atas meja.

Entah sejak kapan teh celup sariwangi menyertakan tulisan seperti itu (bagi saya ini kata bijak) di setiap satu kantong tehnya, satu kantong satu kata bijak. Beda-beda.

Saya tak tahu persis tujuan utama teh celup yang identik dengan bungkus warna biru tersebut berinovasi se-keren itu. Tapi apapun motifnya, setidaknya satu kata bijak mereka pagi kemarin berhasil mengingatkan saya: "Jangan jadikan kesibukan jadi alasan untuk jauh dari keluarga. "

Saya jadi ingat, dulu ada yang pernah bilang (entah siapa) kurang lebih seperti ini, "Sejatinya kebahagiaan para orang tua di masa tuanya bukanlah mendengar anaknya sukses dan jarang pulang, melainkan berada di dekat mereka, anak-anak yang dicintainya. "

Ya, karena beberapa hal sebagian orang mau tidak mau harus berjarak dengan orang tua mereka. Salah satunya karena alasan pekerjaan. Gak ada yang salah, Nabi pun mengajarkan untuk berhijrah.

Pada dasarnya gak ada orang tua yang rela jauh dari anaknya (Silakan tanya sama orang tua kamu masing-masing). Pun dengan seorang anak, sebandel-bandelnya tuh anak, saya yakin dalam hati kecilnya tak ingin keintiman bersama orang tua mereka dibatasi jarak atau pun waktu. Ini saya rasakan sendiri.

Saya iri dengan orang-orang yang bisa mencium tangan ibu/bapaknya ketika hendak berangkat kerja. Atau orang-orang yang sebulan sekali (saat gajian) sengaja membelikan sebungkus martabak untuk dibawa pulang ke rumah, lalu disantap bersama. Sungguh manis. Jujur saya iri.

Lagi-lagi hidup memberikan pilihan. Pilihan yang harus dijalankan. Jika untuk saat ini kita dengan orang tua berjarak, baiknya satu kata bijak dari teh sariwangi tadi kita jiplak, setidaknya dengan cara: Tetap menjaga komunikasi meski gak bisa bersua setiap hari. Kemudian pulang jangan hanya sesekali, terlebih kalau masih sendiri. Toh tanpa ridho mereka gak akan ada ridho ilahi. Ingatlah pepatah lama, kebahagiaan sejati tidak diukur dari materi.

terima kasih teh SariWangi!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun