Tahukah kamu bahwa pada saat itu Ayah merasa gagal membuat anaknya tersenyum?
Saatnya kamu diwisuda sebagai seorang sarjana. Ayah adalah orang pertama yang berdiri dan memberi tepuk tangan untukmu. Ayah akan tersenyum dengan bangga dan puas melihat “putri kecilnya yang tidak manja berhasil tumbuh dewasa, dan telah menjadi seseorang”
Sampai saat seorang teman Lelakimu datang ke rumah dan meminta izin pada Ayah untuk mengambilmu darinya. Ayah akan sangat berhati-hati memberikan izin ... Karena Ayah tahu ...
Bahwa lelaki itulah yang akan menggantikan posisinya nanti.
Dan akhirnya … Saat Ayah melihatmu duduk di Panggung Pelaminan bersama seseorang Lelaki yang di anggapnya pantas menggantikannya, Ayah pun tersenyum bahagia … Apakah kamu mengetahui, di hari yang bahagia itu Ayah pergi kebelakang panggung sebentar, dan menangis?
Ayah menangis karena Ayah sangat berbahagia, kemudian Ayah berdoa … Dalam lirih doanya kepada Tuhan, Ayah berkata :
“Ya Tuhanku, … Putri kecilku yang lucu dan kucintai telah menjadi wanita dewasa yang cantik … Bahagiakanlah ia bersama suaminya …”
Setelah itu Ayah hanya bisa menunggu kedatanganmu bersama cucu-cucunya yang sesekali datang untuk menjenguk … Ayah telah menyelesaikan tugasnya menjagamu …
Ayah, Bapak, atau Abah kita … Adalah sosok yang harus selalu terlihat kuat … Bahkan ketika dia tidak kuat untuk tidak menangis … Dia harus terlihat tegas bahkan saat dia ingin memanjakanmu ...
Dan dia adalah yang orang pertama yang selalu yakin bahwa “KAMU BISA” dalam segala hal ...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H