Mohon tunggu...
Ifan Maulana
Ifan Maulana Mohon Tunggu... Seniman - Seniman Musiman

Seniman Musiman

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hadrah Jadul, Jamiyah Al-Istiqamah

2 November 2019   08:32 Diperbarui: 2 November 2019   08:34 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hadrah merupakan kesenian yang sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad SAW. Makna hadrah dari segi bahasa diambil dari kalimat bahasa Arab yakni hadhoroh atau yuhdiru atau hadhron atau hadhrotan yang berarti kehadiran. Namun banyak dari kalangan masyrakat mengartikan hadrah sebagai seni musik islami. Dalam ilmu tasawuf, hadrah lebih dikenal sebagai suatu wasilah atau perantara untuk wusul kepada sang Kholiq. Beberapa diantara kelompok-kelompok thoriqoh memakai seni hadrah sebagai suatu pembuka hati, lalu kemudian selalu ingat kepada Tuhan sang pencipta.

Di Indonesia banyak ditemukan jenis ragam hadrah, mulai dari Al-banjari, Al-habsyi, Al-jiduri, Ishary dan lain-lain. Karena masing-masing hadrah mempunyai cirri khas yang berbeda, tetapi alat yang digunakan hampir sama. Rebana atau terbang merupakan alat yang dipakai dalam berbagai jenis genre hadrah, yang menimbulkan suara yang berbeda tergantung dari proses pembuatan, pemukulan, serta pembawaan jenis hadrah tersebut. Rebana dibuat dengan bahan yang sama yakni kulit kambing, melalui proses pengeringan selama beberpa hari, kulit kambing tersebut kemudian dirakit dengan menggunakan kayu berbentuk bulat, melalui proses yang cukup lama rebana memiliki suara yang khas dari alat-alat musik lainnya.

Dari bentuk kegemaran masyarakat memainkan seni musik hadrah, sehingga kemudian membentuk suatu kelompok sosial, dipicu akan sadarnya kebersamaan dan kegemaran yang sama yakni hadrah tersebut. Kelompok sosial semacam ini kemudian mereka member nama jam`iyah, majelis, istighosah dan lain-lain. Tidak ada suatu peraturan yang mengikat bahkan untuk kemudian menemukan struktural kepengurusan saja jarang ditemukan.

Desa Jatirejo tepatnya berada di wilayah selatan Lumajang, terdapat beberapa kelompok atau jam`iyah hadrah, mulai dari Al-banjari, Al-habsyi, dan Al-jiduri. Dari berbagai jam`iyah yang terdapat di desa tersebut terdapat sesuatu yang unik dan menarik untuk di bahas. Yakni jam`iyah hadrah Al-jiduri yang masih eksis pada era yang serba modern ini. Karena mayoritas pada penggemar seni hadrah sudah banyak mengenal alat music modern, seperti  keyboard, gitar, quarto dan lainnya. Dengan adanya alat-alat musik modern tersebut kemudian memberikan kemudahan dalam memadukan alat-alat hadrah yang dikatakan masih tradisional.

Jam`iyah hadrah Al-jiduri sangat jarang ditemukan pada era ini, dikarenakan banyak dari kalangan penggemar seni musik hadrah mulai berpindah dan menganggap Al-jiduri sebagai genre yang jadul, stagnan dan tidak ada perkembangan. Tetapi tidak pada Jam`iyah Al-Istiqomah, merupakan kelompok yang sudah lama berdiri dan bias dikatakan kelompok atau jam`iyah hadrah tertua yang masih eksis di desa Jatirejo, bahkan dapat dikatakan se kabupaten Lumajang. Kelompok ini tetap konsisten mengadakan rutinan sholawat pada malam kamis, dengan tempat berpindah-pindah, dari rumah satu kerumah yang lain, karena setiap anggota pasti mendapatkan jatah tersendiri. Dengan konsistensi tersebut dapat dikatakan bahwa jam`iyah Al-jiduri yang sangat jarang ditemukan ini menjadi suatu kearifan local yang patut kita jaga bersama. Menjaga tradisi lama yang baik dan mengambil tradisi baru sebagai perbaikan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun