Mohon tunggu...
Iosua Adriel Mancar
Iosua Adriel Mancar Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Menuangkan isi pikiran dan menghilangkan kebosanan ke dalam tulisan sederhana

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Seperti Film Drama

24 Januari 2024   20:18 Diperbarui: 29 Januari 2024   10:48 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhirnya, para cowok yang tadinya santai-santai doang, akhirnya beranjak dari zona nyaman mereka. Mungkin efek teriakan yang keras banget atau mungkin juga karena beneran malu, siapa yang tau..

Mulanya, para ketua dan sutradara seneng banget liat para cowok bangun dari kantuknya. Tapi, saat Aldo melihat ekspresi muka mereka, dia mulai khawatir. Raut wajah mereka sungguh mencerminkan marah dan kesal yang mendalam. Begitu Reynold mencoba tegur, mereka cuma diam, cuek banget, seakan marah dan seolah bilang, "Bodo amat, bro." Dari situ, kekhawatiran para ketua dan sutradara mulai nongol. Mungkin aksi mereka yang bangun tadi bukan bener-bener semangat, tapi malah marah-marah. Drama di kelas 10B semakin kentara, bikin penasaran apa yang bakal terjadi selanjutnya.

Di tengah rebahan, dua sosok asyik main botol, Ditendang-tendang, niatnya latihan tapi malah bikin jebol. Dini, sang sutradara, terus mengajak, kompak ngeleuh, Tapi dua makhluk malas itu cuek, nggak peduli sekejap. 

Anisa coba halus, bahasa manis keluar dari mulutnya, "Yuk latihan, guys, kita butuh kerjasama." 

Tapi tetap aja, nggak ada respons, kayak ngomong sama dinding, Anisa ke Dini, keluh kesahnya keluar, "Nggak ada yang mau kerja sama, capek!" 

Anisa mulai naik darah, dari bahasa halus jadi kasar, "Tolong lah, guys, jangan bikin susah!"

Tapi dua pelaku botol tetap cuek, main-main aja, Anisa teriak, "KALIAN MAUNYA APA SIH?!" sampai langit kaget.

Aldo, si pemberani, datang sambil bawa botol, Lempar ke tempat sampah, kira-kira bisa bikin segan. Tapi, eh, ternyata malah dianggap ngajak kelai. Mereka marah besar, muka kayak lagi bawa beban dunia. Dini, yang lewat, denger omongan buruk tentangnya, Mau ngegas dikit, tapi malah dibales pake cara yang lebih ngegas. Berulang kali terjadi, Dini akhirnya patah semangat, Air mata mengalir, kekecewaan yang tumpah jadi rasa. Drama di kelas, makin seru dari telenovela, Latihan jadi kacau, atmosfer nggak kondusif, bener-bener bingung kita.

Setelah sekian lama nunggu, akhirnya latihan dimulai, tapi vibe-nya kayak marahan bersahutan. Setelah latihan pertama rampung, Aldo nekat mendekati Nugros, si pemilik botol bekas yang dibuang sama Aldo. Niatnya clear the air, tapi kejadian yang terjadi malah kayak adegan sinetron. Aldo, sok cool, nyamperin Nugros yang lagi badmood setengah mati. 

"Nih, bro, mau ngomong, nih," ucap  dengan senyum kikuk. 

Tapi, eh, di luar dugaan, Nugros langsung dorong dia sampe keluar ruang kelas. Balik lagi ke ruangan, Aldo sok cuek, coba tanya-tanya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun