Sudah setengah abad lebih Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah berdiri dan lebih dari setengah abad pula kader-kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah telah berjibaku dengan asam-manis perjuangan. Melihat sedikit memudarnya identitas gerakan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah maka harus ada gebrakan baru yang harus diciptakan.Â
Pergerakan dalam membela kaum-kaum tertindas juga menjadi salah satu dari penerapan poin-poin trilogi dan tri kompetensi dasar Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah.
Dalam DIKKAR (Diskusi Kader) PK IMM FITK UIN-SU pada hari Sabtu, 6 April 2019 yang lalu dengan pemateri adalah Immawan M. Adam Rizky, ia menyebutkan bahwa selain berkutat pada keagamaan dan intelektual fokus lain yang harus dibangun kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah adalah menjadi intelektual organik dalam pengaplikasian manifesto gerakan pencerahan.Â
Untuk mewujdukan intelektual organik itu maka kader-kader IMM harus memunculkan kesadaran kolektif demi menjadi magnet perubahan positif agar progresifitas kader-kader IMM mampu menarik perhatian dan masyarakat masih menaruh hati kepada kader-kader IMM supaya tetap berjuang membangun preadaban bangsa yang sejahtera, maju serta berdikari.
Intelektual profetik yang digagas oleh Kuntowijoyo yang berlandasakan Q.S. Ali-Imran ayat 110 yang mengahruskan kader-kader IMM menjadi magnet perubahan positif dalam ber-ta'awun mencapai kemajuan dan kesejahteraan rakyat.Â
Berilmu amaliah dan beramal ilmiah dalam melakuakn pergerakan addalah implementasi dari intelektual profetik yang digalakkan. Karena dalam meunuju progresifitas kader-kader IMM maka hal yang utama harus ditanamkan adalah kosmopolitanisme pergerakan.
Kaum-kaum mustadh'afin adalah objek utama dalam pengaplikasian gerakan intelektual profetik ini. Sehingga dakwah muhammadiyah kian diterima secara masif.Â
Mulai dari menciptakan sistim alternative energy listrik dengan panel surya dalam mengurangi kerusakan alam, menyuarakan hak-hak bagi kaum tertindas, ikut mengadvokasikan penggusuran lahan, serta membantu mensejahterakan rakyat miskin kota.
Dalam DIKKAR tersebut hal lain yang harus dicapai oleh kader-kader IMM yakni dengan menjadi intelektual aktivis dan aktivis intelektual sehingga bukan hanya menjadi orang yang bergerak di lapangan namun menjadi garda terdepan untuk menciptakan gagasan-gagasan baru dalam melawan arus negative yang ditimbulkan dari globalisasi.
Kader IMM harus mampu menjadi harapan terbesar bagi masyarakat Indonesia dalam memperjuangkan cita-cita bangsa dan mampu menjadi garda terdepan dalam membawa perubahan yang lebih baik lagi bagi bangsa dan negara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H