Mohon tunggu...
ioanes rakhmat
ioanes rakhmat Mohon Tunggu... Penulis - Science and culture observer

Our thoughts are fallible. We therefore should go on thinking from various perspectives. We will never arrive at final definitive truths. All truths are alive, and therefore give life, strength and joy for all.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Lagi: Ribut At-Ribut di Musim Natal 2016

24 Desember 2016   19:01 Diperbarui: 24 Desember 2016   23:23 902
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para perempuan Kristen Palestina berjilbab sedang diberikan roti yang sudah diberkati oleh Uskup Alexious dari Gereja Ortodoks Yunani Santo Perforius, Kota Gaza, dalam acara Misa Natal, Minggu, 7 Januari 2007 (sesuai Kalender Yulianus). Sumber www.andrew4cj.blogspot.co.id

Yang paling esensial dalam semua agama adalah tugas dan panggilan ilahi untuk semua orang yang beragama MENJADI SESAMA MANUSIA terhadap manusia-manusia lainnya, yakni dengan saling berbagi kehidupan, saling menyembuhkan, saling mencintai, saling menolong, saling bermurah dan berbaik hati, saling berbagi kebajikan, kearifan dan ilmu pengetahuan, saling memajukan dan membangun, saling mendamaikan.

Kalau kita serius beragama apapun, nah ingatkanlah sesama kita, apapun agama mereka, ketika mereka mengabaikan atau melupakan atau berpura-pura tidak tahu bahwa tugas dan panggilan keagamaan yang paling esensial itu adalah menjadi sesama manusia terhadap siapapun. Karena kita semua, menurut ajaran agama kita, bukan Allah, bukan dewa-dewi, juga bukan sosok demigod, sosok setengah dewa setengah manusia, tetapi manusia kodrati, maka semua orang lain adalah sesama kita. Inilah ajaran semua agama dunia. Inilah hakikat eksistensi kita.

Jika kita menyangkal bahwa orang lain itu sesama kita manusia, atau kita dengan takabur memandang diri kita sendiri sebagai Tuhan Allah atau dewa-dewi atau sosok tiga perempat dewa dan seperempat insan, yang serba boleh melakukan apapun karena kita yakin diri kita mahakuasa, mahaberkehendak dan mahaberbuat, maka kita bukan hanya menyangkal agama kita sendiri, tetapi juga hakikat eksistensi kita sendiri sampai ke akar-akarnya. Betapa malangnya kita jika itu kondisi diri kita. Beragama tetapi membuat kita melanggar agama kita sendiri.

In the freezing winter 24 Dec 2016
with my heart being very very warm

ioanes rakhmat

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun