Mohon tunggu...
ioanes rakhmat
ioanes rakhmat Mohon Tunggu... Penulis - Science and culture observer

Our thoughts are fallible. We therefore should go on thinking from various perspectives. We will never arrive at final definitive truths. All truths are alive, and therefore give life, strength and joy for all.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Di Mana Posisi Politisi Indonesia dalam Piramida Abraham Maslow?

2 Oktober 2016   13:53 Diperbarui: 6 Oktober 2016   23:54 1057
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semoga tulisan ini dapat memacu dan memotivasi Anda untuk bergerak dari jenjang terbawah piramida Maslow, masuk ke jenjang-jenjang yang makin tinggi dan makin sempit pintunya, untuk akhirnya Anda (semoga) tercatat dalam sejarah kemanusiaan global sebagai bagian dari “the creative minority”. 

Jika sudah tiba di situ, tetaplah terus di situ sambil menjalankan tugas dan panggilan kebuddhaan atau kebegawanan atau kemahatmaan Anda. Waspadalah: Jangan sekali-kali terjungkal dari titik puncak ini, melorot ke bawah kembali ke jenjang terbawah atau malah ke jenjang nol, menjadi kembali manusia cecurut atau insan kutu busuk atau insan cacing perut atau insan belatung.

Jakarta, 02 Oktober 2016
The Speaking Silence
ioanes rakhmat

 

Catatan-catatan

/1/ Penjelasan pendek-pendek dan mudah dipahami tentang teori Maslow, lihat berkas PDF “Maslow’s Hierarchy of Needs”, Docstoc, pada http://www.docstoc.com/docs/129551889/Maslow%EF%BF%BDs-Hierarchy-of-Needs. Untuk makalah Maslow tahun 1943 yang membentangkan teori hierarki kebutuhan-kebutuhan manusia, lihat bukunya A Theory of Human Motivation (Martino Fine Books, June 2003) yang disunting oleh David Webb. Dalam buku yang disunting Webb ini, makalah-makalah Maslow sebelumnya yang dirujuk dalam makalah 1943 ini, disajikan apa adanya, yakni “Conflict, Frustration, and the Theory of Threat”, “The Dynamics of Psychological Security-Insecurity, dan “Preface to Motivation Theory”. Makalah 1943 muncul dalam hlm. 66-100.     

/2/ Menurut “teori kemelekatan” (“attachment theory”), perkembangan mental seseorang, baik semasa bayi dan kanak-kanak maupun saat sudah dewasa, apakah akan berkembang positif atau malah akan berkembang negatif, bergantung pada hubungannya dengan orang-orang lain yang penting baginya (“significant others”), yang memperhatikan, merawat, menjaga, membesarkan, berkawan, berhubungan, dan menyayanginya; pendek kata, dengan orang-orang lain yang tidak terpisahkan darinya, atau yang kepada mereka dia melekat (“attached”).

Ada banyak variabel yang menentukan peringkat dan kualitas kemelekatan ini dan dampaknya pada perkembangan psikologis manusia. Banyak artikel dan buku telah dan terus ditulis tentang teori ini. Lihat antara lain Marinus H. van IJzendoorn dan Abraham Sagi-Schwartz, “Cross-Cultural Patterns of Attachment; Universal and Contextual Dimensions” dalam Jude Cassidy dan Philip R. Shaver, eds., Handbook of Attachment: Theory, Research and Clinical Applications (New York: Guilford Press, 2008; edisi kedua 2010), hlm. 880-905. Lihat juga artikel “Attachment Theory” di Wikipedia, pada http://en.wikipedia.org/wiki/Attachment_theory

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun