OK, kita mulai. Terdapat kurang lebih dua puluh rujukan ke homoseksualitas atau ke perilaku homoseksual dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Tujuh di antaranya, menurut kalangan Kristen literalis, merupakan teks-teks yang sangat jelas melarang dan mengutuk homoseksualitas atau perilaku homoseksual, yakni Kejadian 19; Imamat 18:22; Imamat 20:13; Roma 1:26-27; 1 Korintus 6:9-10; 1 Timotius 1:9-10; Yudas 1:7. Tetapi kalangan Kristen kritis mengajukan tafsiran yang berbeda atas teks-teks ini dengan memakai metode tafsir historis kritis, dan menegaskan bahwa konsep “orientasi seksual” sebagai homoseksual (atau LGBT) belum dikenal oleh para penulis kitab-kitab suci kuno. Berikut ini tinjauan singkat atas tujuh teks ini dan tafsiran yang diberikan masing-masing kalangan Kristen ini terhadap masing-masing teks ini.
Kejadian 19
Perikop ini mengisahkan tentang niat Tuhan untuk memusnahkan kota Sodom (dan Gomora) karena (kedua) kota ini konon sangat besar dosanya dan durjana (18:20; 19:15). Dua orang lelaki (konon, malaikat) diutus Tuhan untuk menyelidiki keadaan kota ini. Ketika mereka sudah tiba di Sodom, mereka diterima oleh Lot dan diberi tumpangan di rumahnya pada malam hari itu juga. Tetapi semua lelaki dari seluruh kota ini, tua dan muda (19:4), pada malam itu mendatangi rumah Lot dan mengepungnya. Mereka memaksa Lot untuk menyerahkan kedua tamunya itu kepada mereka untuk mereka “sodomi” (Ibrani: yada = “mengetahui”, “berhubungan seksual”). Tetapi Lot melindungi mereka, bahkan dia sampai rela menawarkan dua anak perawannya kepada mereka sebagai pengganti dua orang asing tamunya itu.
Ketika keadaan sudah genting, dua tamu itu menarik Lot ke dalam rumahnya, dan mereka membutakan mata orang banyak yang mau mendobrak pintu rumahnya itu sehingga mereka tidak bisa menemukan pintu masuk. Kisahnya berakhir dengan pemusnahan kedua kota ini melalui letusan gunung berapi, dan hanya Lot beserta keluarganya diluputkan dari bencana ini.
Dalam pandangan kalangan Kristen literalis, Tuhan melenyapkan kota Sodom (dan Gomora) karena kaum lelaki penduduknya mempraktekkan hubungan homoseksual. Dengan demikian, dalam pandangan mereka, Tuhan mengutuk dan menghukum segala jenis homoseksualitas, yang, dalam pandangan mereka, merupakan suatu akibat lanjutan dari “kejatuhan” Adam dan Hawa sebagaimana dikisahkan dalam Kejadian 2-3.
Tetapi kalangan Kristen kritis menolak tafsiran semacam ini. Bagi mereka, teks ini tidak memberi petunjuk jelas apapun tentang bentuk kedurjanaan dan dosa kota Sodom. Sebaliknya teks dengan jelas menyatakan apa sebab-musabab kaum lelaki Sodom mau “menyodomi” dua tamu Lot itu, yakni karena mereka menilai keduanya adalah orang asing yang mau menjadi hakim atas mereka (19:9).
Dalam zaman kuno di kawasan Timur Tengah, raja-raja dari suku-suku bangsa yang ditaklukkan kadangkala diperkosa lewat anus oleh pasukan yang menyerbu masuk sebagai tanda kekalahan, pelecehan dan penghinaan atas mereka. Pemerkosaan secara anal ini juga adalah suatu cara untuk menghina dan merendahkan para wisatawan dan orang asing, dan sekaligus untuk menunjukkan kekuatan dan dominasi penduduk asli dan pihak pemenang./26/ Kalaupun dua tamu Lot itu menilai niat kaum lelaki Sodom untuk memperkosa mereka secara anal sebagai suatu dosa, dosa ini bukanlah dosa homoseksualitas, melainkan dosa memperkosa orang asing yang bertujuan untuk menghina mereka dan untuk memperlihatkan kekuatan dan dominasi para pemerkosa. Dalam banyak kasus lain, pemerkosaan juga dilakukan terhadap perempuan-perempuan dan anak-anak negeri-negeri yang sudah ditaklukkan.
Imamat 18:22
“Janganlah engkau tidur dengan laki-laki sama seperti engkau bersetubuh dengan seorang perempuan, karena hal itu suatu kekejian.”
Bagi kalangan literalis, teks ini, yang dilepaskan dari konteks sastranya, dengan tegas melarang hubungan seksual antar sesama lelaki melalui anus. Tetapi bagi kalangan kritis, teks ini tidak berbicara tentang larangan hubungan homoseksual secara umum.
Jika ditempatkan dalam konteks sastranya dan dalam konteks sosioreligius pada masanya, teks ini ternyata mau menyatakan sesuatu yang lain.