Mohon tunggu...
ioanes rakhmat
ioanes rakhmat Mohon Tunggu... Penulis - Science and culture observer

Our thoughts are fallible. We therefore should go on thinking from various perspectives. We will never arrive at final definitive truths. All truths are alive, and therefore give life, strength and joy for all.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Betulkah Ms. Aung San Suu Kyi Rasis?

29 Maret 2016   03:15 Diperbarui: 2 Mei 2016   23:25 1377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sehabis perkunjungannya ke China beberapa waktu lalu, Ibu Aung San Suu Kyi pada 16 Juni 2015 diwawancara lewat telpon oleh jurnalis The Washington Post, Mr. Fred Hiatt. Ada sejumlah hal yang dibicarakan, misalnya hubungan partai Liga Nasional untuk Demokrasi (National League for Democracy, NLD) yang dipimpinnya dengan RRC, Pemilu Burma yang dijadwalkan November 2015 ini, ekstrimisme keagamaan, hak-hak kaum minoritas, dan hal-hal lain.

Tanya (Fred Hiatt): Mengapa nasionalisme Buddhis kini sedang bangkit?

Jawab (Ms. Suu Kyi): Aku pikir, kita harus membedakan nasionalisme dan ekstrimisme. Hal yang kami khawatirkan adalah ekstrimisme. Nasionalisme, ketika terkendali dan digunakan dengan cara yang benar, bukanlah suatu hal yang buruk. Yang menjadi masalah adalah ekstrimisme.

Tanya: Apakah sekarang ekstrimisme menjadi sebuah masalah di Burma?

Jawab: Menurutku, semua ekstrimisme di seluruh dunia, bukan hanya di Burma, di dalam masyarakat manapun, dapat menjadi sebuah masalah.

Tanya: Apa sumber esktrimisme di negeri anda? Kenapa kita sekarang sedang menyaksikannya?

Jawab: Ya, akupun bertanya-tanya. Tetapi tentu saja, jika anda sedang membicarakan negara bagian barat Rakhine, masalah-masalah ini telah berlangsung selama berdekade-dekade. Masalah-masalah ini memang terus membara, dan pemerintah belum bertindak cukup untuk mengurangi ketegangan dan menyingkirkan sumber-sumber konflik.

Tanya: Menurut anda, apakah orang Rohingya harus mendapatkan kewarganegaraan?

Jawab: Pemerintah Burma kini sedang melakukan verifikasi status kewarganegaraan di bawah UU Kewarganegaraan 1982. Aku pikir, mereka harus melakukannya dengan sangat cepat dan sangat transparan, lalu memutuskan apa langkah-langkah selanjutnya yang harus diambil dalam prosesnya.

Tanya: Apa yang anda akan katakan kepada rekan-rekan anda di luar Burma yang menyatakan bahwa anda harus terus-menerus berbicara tentang kondisi sangat buruk yang sedang dialami orang Rohingya dan minoritas-minoritas lain?

Jawab: Dalam negara Burma, ada banyak minoritas. Aku selalu mendukung hak-hak kalangan minoritas, perdamaian dan harmoni, dan juga kesetaraan, dan banyak hal lain, yang semuanya termasuk dalam nilai-nilai demokratis yang NLD dan kalangan lain sedang perjuangkan sejak tiga dekade lalu hingga kini. Kami sendiri selama bertahun-tahun ini telah mengalami tindakan-tindakan keras pelanggaran HAM, begitu juga kalangan-kalangan lainnya. Banyak sekali dari kalangan minoritas kami yang melawan berhubung hak-hak mereka tidak dilindungi. Perlindungan hak-hak kaum minoritas adalah suatu isu yang harus ditangani dengan sangat, sangat hati-hati, dan juga dengan secepat dan seefektif mungkin. Aku tidak yakin pemerintah sudah mengambil langkah-langkah yang cukup terhadap isu ini. Sebetulnya, menurutku, mereka belum melakukan hal-hal yang cukup mengenai isu ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun