Mohon tunggu...
Rio Febriansyah
Rio Febriansyah Mohon Tunggu... lainnya -

Seorang yang merasa bodoh tapi sedikit menghibur. Tidak cerdas, tidak tampan juga, apalagi berwibawa. Tetapi jujur, dan sering bangga dengan kebodohannya. Sekarang sedang senang menulis, cek http://ioaddakhil.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Filantropi Kecil

22 Januari 2014   14:13 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:35 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Dari cerita tersebut juga kita mengetahui bahwa orang-orang yang dermawan akan di berikan ganjaran atau pahala di sisi Allah. Nah pertanyaannya sekarang setelah kita membaca cerita-cerita tentang berbagai macam kebaikan dan  telah mengetahui pahala dan ganjaran bagi orang yang dermawan, apakah kita masih akan hidup individualistis dan tidak memperdulikan kehidupan orang-orang di sekitar kita ? Sebagai mana kita ketahui masih banyak orang-orang yang kekurangan. Banyak laporan orang-orang kaya di Indonesia semakin kaya, pertumbuhan ekonomi ada di dalam kondisi yang bagus. Mungkin itu benar adanya, tetapi dengan melihat kondisi nyata  masih banyak orang-orang berada dalam kondisi kekurangan dan kesusahan, disini berarti kesenjangan sosial semakin melebar. Melihat kondisi seperti ini saya sangat prihatin dan bertanya-tanya di Indonesia banyak orang semakin kaya, apakah mereka hanya menumpuk kekayaannya saja dan tidak menolong orang-orang yang kesusahan ? Padahal mungkin saja jumlah orang-orang yang kekurangan akan berkurang jika orang-orang kaya menyumbangkan sebagian hartanya kepada mereka.

Dalam kehidupan mereka yang ingin menikmati kebaikan harus memulai dengan menabur kebaikan pada orang-orang di sekitarnya. Jika ingin bahagia, maka mereka harus menabur kebaikan untuk orang lain dan jika mereka ingin hidup dengan kemakmuran, maka mereka harus berusaha meningkatkan taraf hidup orang-orang di sekitarnya. Orang cerdas sejatinya adalah orang yang mencerdaskan orang lain, begitu pula orang yang baik adalah orang yang mau membaikkan orang lain.

Mungkin saat ini kita tidak berada dalam kondisi yang mempunyai kekayaan berlimpah sehingga bisa menjadi  filantropi seperti Bill Gates, Warren Buffet, Mark Elliot Zuckerberg dan Larry Ellison yang menyumbangkan banyak uang untuk kepentingan kemanusiaan. Tetapi kita setidaknya bisa menjadi filantropi "kecil" yang selalu senang untuk terus membantu orang-orang disekitarnya, bukankah Allah tidak akan memberi batasan bagi hamba-Nya yang ingin membantu dan berbuat kebaikan ? Walaupun kecil,  pasti Allah akan ada ganjaran atau pahala. Untuk itu mulai sekarang mari kita menjadi filantropi-filantropi "kecil" yang bermanfaat bagi orang-orang yang ada di sekitar kita. Jika kita tidak mempunyai harta untuk disumbangkan, kita masih mempunyai ilmu yang bisa kita bagikan. Jika kita tidak mempunyai ilmu, kita masih mempunyai tenaga yang bisa kita gunakan untuk membantu orang lain. Dan apabila kita tidak mempunyai harta, ilmu dan tenaga, kita masih mempunyai hati yang bisa kita gunakan untuk mendo'akan orang-orang agar mendapatkan kebaikan di kehidupannya.

Selamat menjadi filantropi kecil yang menebarkan kebaikan dimanapun kalian berada . . . .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun