Mohon tunggu...
I Nyoman  Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen - Dosen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

menulis sebagai pelayanan. Jurusan Kimia Undiksha, www.biokimiaedu.com, email: nyomanntika@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pasar Modern, Pasar Diam Ramalan Jayabaya

7 Juli 2024   13:33 Diperbarui: 7 Juli 2024   15:08 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bangunan baru dengan jumlah lapak dan kios pun meningkat, pada depan kios dengan jalan raya strategis, berderet indah dijual ratus juta , orang pada berebut membelinya. Setelah dapat masih anda yang meinta, dijual lagi,

Setelah berlangsung beberapa lama, pasar itu dibuka, orang pada ramai, berbelanja, sambil ingin tahu apa keunikan  pasar baru, lalu seiring berjalannya waktu, pembeli mulai menyusut, karena beberapa sebab, masuk parkir, dan pasar tumpah tumbuh dimana-mana, penjual tidak hanya menunggu di pasar akhirnya menjemput bola  pengunjungnya pembeli di perumahan dan tempat strategis lainnya dengan membawa gerobak mobil sayuran. Pasar yang dibangun megah itu semakin sepi, akhir para pedagang berhamburan membuka celah lain untuk bisa hidup. Salah satunya, pek ketut , yang pedagang sayur yang saya temui itu.


****

PASAR DIGITAL  DAN RAMALAN JAYABAYA

Kita harus terus berinovasi pak, katanya lugu, ya kalau tidak kita akan punah begitu dia menyebutnya, dia banyak belajar dari sosial media, Kini Ramalan Jayabaya  terbukti , yakni ada pasar, pasar ilang kumandange, pasar hilang suaranya. Ya, dengan adanya pasar digital atau online, suara orang berbelanja  tidak ada, pembeli  langsung menggunakan jarinya, deng klik, barang siap di antar ke rumah, kita akan mendengar panggilan' paket.

Ya, memang ramalan yang berasal dari Jayabaya, seorang raja dari Kerajaan Kediri di Jawa Timur, Indonesia, pada abad ke-12 sangat relevan saat ini. Diskusi kami hangat, saya melihat pak ketut ini, selain menggeluti pasar dia juga melek pada informasi digital,

Pak ketut, menyebutnya, bahwa dunia sudah berubah, masing-masing era memiliki karakteristik utama, Banyak wirausahawan yang membangun seluruh bisnisnya seputar produk digital---seperti eBook, kursus online, musik, atau templat khusus---karena popularitas dan kemudahan distribusinya. Perusahaan lain meluncurkannya untuk melengkapi barang dan layanan fisik.

Kedepan apa yang anda ingin lakukan setelah ini, pak Ketut menjawab dengan pasti,  dia berkata dengan tegas, bahwa Mempelajari cara menjual produk digital menawarkan potensi pendapatan pasif, karena produk dapat dibuat sekali dan dijual berulang kali ke pelanggan yang berbeda tanpa perlu mengisi kembali inventaris atau menangani pemenuhan pesanan. Hal ini menjadikannya ideal bagi para kreatif, blogger, pendidik, dan pekerja lepas yang mencari cara efisien untuk menghasilkan uang secara online.

Pak Ketut menjelaskan, saya masih terus mempelajari, menabung dan memiliki modal, anak-anak saya ajarkan untuk ikut berjualan disini, untuk mempersiapkan mentalnya. Namun kedepan saya arahkan pada pemasaran digital. Pak.

Saya menguji pengetahuannya apa yang menarik bisnis ke depan secara digital pak,  Kata saya,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun