Pengujian berbasis PCR yang mirip dengan sidik jari DNA pada manusia memungkinkan strain pemalsuan dan non-basmati terdeteksi, dengan batas deteksi mulai dari 1% pemalsuan ke atas dengan tingkat kesalahan 1,5%. Eksportir beras basmati menggunakan sertifikat kemurnian berdasarkan tes DNA untuk pengiriman beras basmati mereka. Berdasarkan protokol ini, yang dikembangkan di Pusat Sidik Jari dan Diagnostik DNA, perusahaan India Lab India telah merilis kit untuk mendeteksi pemalsuan basmati.
PERTARUNGAN PATEN
Pada bulan September 1997, sebuah perusahaan Amerika, RiceTec, diberikan Paten AS No. 5.663.484 tentang "jalur dan biji-bijian beras basmati". Paten tersebut mengamankan lini beras basmati dan sejenis basmati serta cara menganalisis beras tersebut. RiceTec, yang dimiliki oleh Pangeran Hans-Adam dari Liechtenstein, menghadapi kemarahan internasional atas tuduhan pembajakan biologis. Hal ini juga menyebabkan krisis diplomatik singkat antara India dan Amerika Serikat, dimana India mengancam akan membawa masalah ini ke WTO sebagai pelanggaran terhadap TRIPS, Perjanjian tentang Aspek Terkait Perdagangan Hak Kekayaan Intelektual. Baik secara sukarela maupun karena peninjauan kembali keputusan Kantor Paten dan Merek Dagang Amerika Serikat, RiceTec kehilangan atau menarik sebagian besar klaim patennya, termasuk, yang paling penting, hak untuk menyebut produk beras mereka basmati. Paten varietas yang lebih terbatas diberikan kepada RiceTec pada tahun 2001 atas klaim yang berhubungan dengan tiga galur beras yang dikembangkan oleh perusahaan tersebut.
PENGELOLAAN TANAMAN PADI .
Beberapa yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan Padi antara lain. Untuk mengatasi tantangan budidaya padi di masa depan, petani harus mempertimbangkan hal-hal berikut:
- Pertama, Adaptasi perubahan iklim: Menerapkan praktik-praktik yang tahan terhadap perubahan pola cuaca. Memahami iklim vs. cuaca: Iklim mengacu pada tren jangka panjang, sedangkan cuaca menggambarkan kondisi jangka pendek seperti suhu dan curah hujan.Petani harus memahami, Penyebab perubahan iklim: Faktor-faktornya meliputi emisi gas rumah kaca, penggundulan hutan, dan aktivitas industri yang meningkatkan efek rumah kaca.
Dampak terhadap ekosistem: Perubahan iklim dapat mengubah habitat, mengganggu populasi spesies, dan menyebabkan hilangnya keanekaragaman hayati.
Dampak terhadap pertanian: Perubahan pola suhu dan curah hujan berdampak pada hasil panen, ketahanan pangan, dan mata pencaharian petani.
Risiko terhadap kesehatan manusia: Meningkatnya suhu dapat memperburuk kualitas udara, meningkatkan penyebaran penyakit, dan menyebabkan penyakit yang berhubungan dengan panas. Strategi kebijakan dan adaptasi: Pemerintah dan organisasi menerapkan kebijakan untuk mengurangi emisi, mempromosikan energi terbarukan, dan beradaptasi terhadap perubahan kondisi iklim. memahami kompleksitas perubahan iklim sangat penting untuk memitigasi dampaknya dan melindungi ekosistem dan kesejahteraan manusia.
- Kedua, Pengelolaan air: Metode irigasi yang efisien harus digunakan untuk melestarikan sumber daya air.
- Ketiga Pengendalian hama dan penyakit: Menerapkan strategi pengelolaan hama terpadu.
- Keempat Pemeliharaan kesehatan tanah: Fokus pada praktik yang meningkatkan kesuburan dan keberlanjutan tanah.
- Kelima, Kemajuan teknologi: Gunakan teknologi baru untuk meningkatkan produktivitas dan hasil. Akses pasar: Meningkatkan akses ke pasar dan memastikan harga yang adil bagi petani. Dukungan kebijakan: Mendukung kebijakan yang mendukung produksi beras berkelanjutan. Penelitian dan inovasi: Berinvestasi dalam penelitian untuk mengatasi tantangan yang muncul dalam budidaya padi.
Kesimpulannya, keberhasilan pengelolaan tantangan budidaya padi di masa depan memerlukan pendekatan holistik yang mengintegrasikan berbagai strategi, teknologi, dan kebijakan. Moga bermanfaat*****
Reference