Mohon tunggu...
I Nyoman  Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen - Dosen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

menulis sebagai pelayanan. Jurusan Kimia Undiksha, www.biokimiaedu.com, email: nyomanntika@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Nature

Keindahan Anggrek Bulan: sang Puspa Pesona

17 Mei 2024   19:35 Diperbarui: 17 Mei 2024   20:04 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pembibitan Anggrek Bulan di Kebun raya Bedugul (Dokpri)

Phalaenopsis amabilis, umumnya dikenal sebagai anggrek bulan, anggrek ngengat, atau anggrek mariposa, adalah spesies tumbuhan berbunga dalam keluarga anggrek Orchidaceae. Ini banyak dibudidayakan sebagai tanaman hias hias. Ini adalah ramuan epifit atau litofit dengan akar yang panjang dan tebal, antara dua hingga delapan daun tebal dan berdaging dengan pangkal menyembunyikan batang dan bunga hampir rata, putih, tahan lama pada batang berbunga bercabang dengan hingga sepuluh bunga di setiap cabang. .

Phalaenopsis amabilis berasal dari Maritim Asia Tenggara, New Guinea, dan Australia. Ia memiliki tiga subspesies: P. a. amabilis, asli Filipina (Palawan), Malaysia (Kalimantan), Indonesia (Kalimantan, Sumatera, dan Jawa); hal.a. moluccana, asli Kepulauan Maluku (Kepulauan Seram dan Buru) dan Sulawesi di Indonesia; dan P.a. rosenstromii, berasal dari Papua Nugini dan Australia (Queensland timur laut).

Anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis (L.) Bl.) merupakan anggrek asli dari Indonesia dan salah satu bunga nasional Indonesia, dikenal sebagai Puspa Pesona, serta masuk ke dalam daftar spesies yang terancam kepunahannya. Anggrek bulan juga merupakan salah satu tanaman anggrek yang banyak diminati oleh berbagai kalangan karena keindahan bentuk dan warna bunganya, tetapi produksi anggrek bulan di Indonesia masih tertinggal jauh dibandingkan dengan negara-negara lain seperti Thailand, Taiwan, Singapura dan Australia. Penyakit layu Fusarium dan cekaman kekeringan masih merupakan kendala produksi dalam budidaya anggrek bulan [Phalaenopsis amabilis (L.) Bl.]. Penyakit layu Fusarium disebabkan oleh jamur Fusarium oxysporum (Fo) yang sampai sekarang masih belum bisa diatasi secara efektif. Selain penyakit, ketersediaan air yang tidak memadai menjadi permasalahan bagi para petani anggrek. Kekeringan hampir terjadi di setiap tahun, sehingga mampu menjadi pembatas utama pertumbuhan tanaman yang diakibatkan oleh tingkat kekeringan. Penggunaan bibit (varietas) anggrek bulan P. amabilis yang tahan penyakit layu Fusarium dan cekaman kekeringan dengan hasil tinggi diharapkan merupakan alternatif pengendalian penyakit dan cekaman kekeringan yang penting. Hasil penelitian pada ketahanan layu fusarium menunjukkan bahwa:

Pertama,   Konsentrasi asam fusarat toleran untuk seleksi planlet P. amabilis adalah 40 ppm. Kedua,  Terjadi peningkatan aktivitas enzim peroksidase, kandungan klorofil total, klorofil a, klorofil b, serta kandungan karbohidrat terlarut total l pada planlet P. amabilis seiring meningkatnya konsentrasi Asam Fusarat, serta hasil penelitian pada ketahanan cekaman kekeringan adalah 1). Konsentrasi PEG 6000 10% dan atonik 0 mL/L yang optimum untuk pertumbuhan planlet P. Amabilis. 2). Kandungan klorofil a, b, total rendah, indeks stomata menurun, karbohidrat total dan prolin tinggi. Ketiga . Tidak ada interaksi antara larutan atonik dan PEG 6000. Pita DNA spesifik dengan ukuran 1300 bp (OPB_20) dan 1500 bp (OPB_14) dapat diprediksi sebagai kandidat marker RAPD untuk ketahanan planlet P. amabilis terhadap Fusarium oxysporum. Pita DNA spesifik tersebut dapat dijadikan sebagai karakter untuk mengelompokkan dan memisahkan planlet P. amabilis yang tidak diimbas (kontrol) dan diimbas AF. Kata kunci: cekaman kekeringan, Fusarium oxysporum, Pengimbasan Ketahanan, Phalaenopsis amabilis; Pola DNA.

Dokpri
Dokpri

Anggrek Bulan Lokal (Phalaenopsis amabilis) merupakan salah satu jenis anggrek yang memiliki bunga yang sangat indah sekali, masih merupakan anggrek spesies atau dikenal dengan anggrek alam (lokal), karena mengingat penyebaran terbanyak ditemukan di Pulau Jawa dan Sumatera. Anggrek Bulan ini juga bermanfaat sebagai hiasan taman dan rumah yang dinikmati keindahannya. 

Anggrek ini tergolong jenis epifit yakni menempel di pohon untuk mendapatkan sari makanan akan tetapi tidak merugikan sama sekali bagi inangnya. Anggrek bulan ini tidak suka terlalu lembab atau bahkan kering, karena masih tergolong anggrek alam, maka perlakuannya jika dikoleksi harus disesuaikan dengan kondisi alam asli tempat hidupnya demi kelangsungan hidup dan kecepatan berbunga. Phalaenopsis amabilis ini sekarang sangat langka, jarang dijumpai karena plasma nutfahnya sudah banyak yang diambil untuk dijadikan indukan persilangan dengan jenis anggrek alam lainnya.

 Sebagai komoditas bisnis, Anggrek Phalaenopsis amabilis ini pernah menduduki rangking atas dalam perdagangan tanaman anggrek, karena harganya yang relatif terjangkau namun memiliki sosok bunga yang sangat indah dan bahkan bunganya tahan sampai kisaran hampir 6 bulan. 

Pada era sebelum ditemukannya atau baru sedikit ditemukannya anggrek silangan, Phalaenopsis amabilis inilah yang mendominasi pasar anggrek nasional. Sampai sekarang pun jenis Phalaenopsis amabilis ini masih banyak sekali peminatnya karena harganya masih relatif terjangkau.

Indonesia mempunyai banyak jenis tumbuhan termasuk tumbuhan epifit.  Salah satunya adalah jenis anggrek yang diperkirakan jumlah anggrek spesies lebih dari 5000 spesies. Indonesia yang kaya dengan tanaman anggrek sangat menguntungkan karena ditunjang oleh kecocokan iklim dan banyaknya jenis anggrek yang potensial.

Indonesia merupakan negara dengan tingkat kekayaan plasma nutfah anggrek terbesar kedua setelah Brasil. Banyak di antara spesies anggrek itu yang merupakan anggrek endemik Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun